26 March 2024


Suasana para atlet SLOMPN Unesa menjalani assesment dari Kemenpora di Laboraotorium Anti dopping Unesa Kampus Lidah Wetan beberapa hari lalu. Foto: Dokumen SLOMPN Unesa
Unesa.ac.id - Sebanyak 19 atlet SLOMPN Unesa mengikuti assesment yang digelar oleh Kemenpora. Assesment tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menunjang performa para atlet saat bertanding, agar bisa meraih prestasi maksimal.
Hal itu dikatakan oleh Ahli Big Data Analytics, Statistic dan Video Analytic SLOMPN Unesa, Hijrin Fithroni ketika dikonfirmasi.
“Kalau para atlet senang menjalani tes tersebut dan termotivasi karena untuk meningkatkan kemampuan mereka,” katanya.
Dia mengatakan, dalam assesment tersebut, ada tiga tes yang dilakukan. Ketiga tes itu adalah kesehatan, fisik, dan psikologi. Total ada 19 atlet yang yang menjalani assestment dari Kemenpora tersebut.
“Kalau yang mengikuti tes ada 19 atlet, dua atlet absen karena sedang mengikuti seleksi dari daerah untuk tampil di PON,” tambahnya.
Dikatakan dia, assessment dari Kemenpora itu akan dilakukan secara berkala dan berjenjang pada jangka waktu ke depan. Data tersebut akan dimasukkan base line Kemenpora untuk menunjang performa para atlet, sehingga pihak Kemenpora bisa melakukan evaluasi terhadap kondisi atlet.
“Ini merupakan pengambilan data di base line terhadap performa atlet,” jelasnya.
Nantinya, kata Hijrin, data dari hasil tes tersebut akan dimasukkan website. Dengan demikian, semua elemen yang bertanggung jawab melaksanakan program SLOMPN bisa memantau perkembangan dan hasil tes dari para atlet.
“Kegiatan ini akan dilakukan berjenjang guna mendukung penerapan data base atau big data karena nanti ke depan Kemenpora punya web yang memonitor perkembangan atlet,” katanya.
Terkait dengan respon atlet, Hijrin mengaku para atlet senang menjalani test tersebut karena bisa tahu kemampuan mereka. Dia mengatakan, saat dilakukan tes, kondisi para atlit sangat prima. “Kalau kesehatan dan psikologi, tesnya dilakukan di kelas,” bebernya.
Dia menambahka, untuk test fisik, dilakukan menjelang magrib dan malam. Pasalnya, sebagaian atlet SLOMPN Unesa menjalani ibadah puasa. Sehingga, pemilihan waktu tes tersebut bertujuan agar ibadah puasa yang dijalani atlet tidak terganggu.
“Test fisik dilakukan menjelang buka dan dilanjutkan setelah buka dan sholat magrib,” pungkasnya. @prs/sir