19 October 2020


Unesa.ac.id, Surabaya – Pandemi Covid-19 memiliki dampak siginifikan pada berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Menjawab tantangan di masa transisi saat ini, dibutuhkan terobosan serta pemikiran kritis, kreatif dan inovatif.
Untuk mewadahi terobosan-terobosan tersebut, Jurusan Fisika FMIPA Unesa menggelar Seminar Nasional Fisika (SNF) tahun 2020 secara daring melalui aplikasi Zoom pada Sabtu (17/10).
Menurut Ketua Jurusan Fisika, Prof. Dr. Munasir, M.Si, seminar nasional rasa internasional ini diharapkan mampu mendongkrak pencapaian jumlah publikasi di Jurusan Fisika. Ia menambahkan jika capaian publikasi akan berpengaruh pada klasterisasi perguruan tinggi yang berimbas pada kenaikan peringkat Unesa.
“Ini tentu akan memberikan dukungan capaian publikasi untuk Unesa. Catatan saya dari tahun 2019 hingga saat ini, kontribusi Fisika dari segi publikasi mencapai 80 dokumen, baik di proceding internasional maupun jurnal internasional. Mudah-mudahan ke depan bisa ditingkatkan lagi,” ujar guru besar Jurusan Fisika tersebut.
Sementara itu, Dekan FMIPA, Prof. Dr. Madlazim sangat mengapresiasi kegiatan SNF ini meski harus diadakan di masa pandemi. Sebelum membuka seminar, Madlazim menyampaikan bahww publikasi ilmiah sangat penting untuk pemeringkatan akreditasi internasional seperti ASIIN.
“Berdasarkan hasil penilaian di fakultas, jurusan Fisika memiliki catatan publikasi yang bagus, baik terindeks SINTA 2 maupun Scopus. SNF tahun ini tentu juga akan bermanfaat untuk pengembangan keilmuan fisika dan pendidikan fisika di masa mendatang,” papar Madlazim.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, SNF selalu mendatangkan narasumber yang pakar di bidang yang terkait dengan fisika. Seperti Prof. Sumniar Pratapa, Ph.D., dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Pramudya Dwi A.P., Ph.D., dari Universitas Jember sekaligus alumnus Fisika Unesa, dan Dr. Dwikoranto, M.Pd. dari Unesa.
Prof. Suminar Pratapa, Ph.D membahas tentang ‘Tantangan Riset Fisika’. Menurutnya, ada beberapa faktor yang bisa menjadi tantangan seseorang dalam melakukan riset di tengah pandemi seperi sekarang. Misalnya dari faktor fasilitas, SDM, dan network.
"Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada beberapa solusi seperti re-visit data dan melakukan pemodelan.
Selain secara keilmuan fisika, di bidang pendidikan perlu menyiapkan model pembelajaran yang tepat, penggunaan software hingga membuat aplikasi pembelajaran sebagai solusi bisa yang ditawarkan," paparnya.
Selanjutnya, jelas Suminar, solusi-solusi yang sudah ditemukan bisa ditulis sebagai TA, skripsi, tesis, atau bahkan bagian dari disertasi.
Materi tentang ‘Penguatan Peran Guru IPA di era Pandemi’ disampaikan oleh Pramudya Dwi A.P., Ph.D. Menurut Alumnus Fisika Unesa ini, guru IPA perlu mengaplikasikan pembelajaran STEM sebagai tren perkembangan pendidikan sains. Pembelajaran ini mengharuskan pendidik mempresentasikan informasi untuk mendukung siswa dalam membangun penjelasan suatu fenomena.
“Dengan penyampaian presentasi yang baik, dilanjutkan dengan mengajukan solusi untuk menyelesaikan masalah. Bagi seorang pendidik, maka dipaksa untuk melakukan pengadaptasian dalam penyampaian pembelajaran, dari kebiasaan rutin ke aktivitas non rutin. Misalnya melakukan ceramah online, memberikan tugas melalui media group online dan lain sebagainya,” tambahnya.
Materi terakhir membahas tentang ‘MobLen dan Strategi Pendukung di Era New Normal’ yang disampaikan oleh Dr. Dwikoranto, M.Pd. Dosen Jurusan Fisika ini banyak menyampaikan revolusi belajar yang dialami setelah pandemi ini berlalu. Ia menambahkan jika pandemi ini bisa menjadi hikmah di balik musibah yang terjadi saat ini. Pasalnya, di dunia pendidikan banyak bermunculan inovasi-inovasi baru yang memanfaatkan teknologi.
“Pandemi Covid-19 meningkatkan urgensi transformasi dunia pendidikan, sejalan dengan arus revolusi digital 4.0. Selanjutnya, PJJ melalui sistem daring kemungkinan besar berlanjut pada masa pascapandemi dan akan menjadi role model pelaksanaan PBM di era new normal,” ujar Dwikoranto.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada pemateri secara daring. Kemudian dilanjutkan sesi kelas paralel untuk pemakalah menyampaikan hasil penelitiannya. (Ayunda)