19 May 2020


Unesa.ac.id, Surabaya- Penyebaran virus Corona sudah semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah pasien yang dinyatakan positif pun sudah mencapai lebih dari 17 ribu orang. Mewabahnya virus Corona ini telah mengakibatkan mobilitas perekonomian berhenti dan menurunkan kondisi perekonomian di Indonesia, bukan hanya perekonomian Indonesia saja namun juga perekonomian dunia. Akibatnya banyak badan industri yang aktivitas produksinya berhenti atau jam operasionalnya berkurang serta banyak masyarakat yang kehilangan sumber mata pencaharian maupun jam kerja yang semakin berkurang. Hal tersebut akhirnya berdampak pada penurunan sumber pendapatan masyarakat.
Merespon kondisi tersebut, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membuat terobosan kebijakan berupa pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sebagai salah satu bentuk Tri Darma Perguruan Tinggi yang biasanya berupa kegiatan pemberian keterampilan atau pelatihan yang berbasis pada bidang keahlian dosen tim PKM. Tahun 2020, semua dialihkan pada bentuk kegiatan yang bertujuan membantu meringankan beban masyarakat terdampak Covid-19. Masyarakat terdampak meliputi masyarakat umum, mahasiswa Unesa yang sampai saat ini masih bertahan di kos atau asrama kampus akibat kebijakan PSBB, dan karyawan tidak tetap Unesa seperti cleaning service. Salah satu wujud kegiatan tersebut berupa pembagian paket sembako. Pelaksanaan kegiatan PKM ini dikelola oleh Pusat Unesa Crisis Center (UCC) di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unesa.
Salah satu tim PKM Unesa yang diketuai oleh Prof. Dr. Subandi, M.A yang beranggotakan 4 dosen ini mengangkat tema “Kebahagiaanmu Kujadikan sebagai Senyum Kelegaan atas Makna Hidupku”. Pada Kamis,(14/5) telah melaksanakan kegiatan PKM dengan melakukan pembagian 200 paket sembako kepada masyarakat RT. 01 dan RT. 02 di RW. 01 Kelurahan Lidah Wetan Kec. Lakar Santri Surabaya. Demi kelancaran dan ketertiban pelaksnaan kegiatan ini dibantu oleh perangkat kedua RT yang menjadi sasaran. Mereka yang ditetapkan sebagai calon penerima paket sembako diputuskan bersama antara Tim pelaksana PKM dengan perangkat kedua RT.
Pembagian dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti yang telah diajurkan oleh tim kesehatan pemerintah. Warga yang datang harus menggunakan masker dan membawa kupon yang telah dibagikan oleh Ketua RT setempat sehari sebelum palaksanaan. Mereka diminta untuk berdiri di kedua sisi jalan secara zig-zag dengan jarak antar warga minimal 1 meter. Selanjutnya Tim PKM mengiringi di samping kanan dan kiri alat pengangkut paket sembako yang berjalan di antara barisan masyarakat sambil membagikan paket sembako. Dalam kegiatan ini, tentunya tidak dilakukan jabat tangan dan tim PKM hanya menaruh paket sembako di bawah tempat warga berdiri. Untuk saling menyampaikan perasaan terima kasih dan kegembiraan kedua belah pihak menyampaikan dengan salam kedua tangan di depan antara dada dan dagu.
Kegembiran nyata terlihat dari raut wajah mereka yang telah mendapatkan bantuan. “ Kelegaan yang sangat mendalam, semoga warga semua bisa menerima dengan senang hati dan tetap bersemangat menghadapi kondisi yang cukup sulit ini”, jawab Subandi sambil menunduk. Ia mengungkapkan alasan atas ketertarikannya mengadakan kegiatan ini yang bersifat bakti, “Ya hanya untuk berbagi saja, kami juga ingin turut merasakan apa yang dirasakan oleh para warga. Barang kali dengan demikian, beban warga sedikit berkurang, dan itu harapan kami. Kami juga ingin para warga bisa tersenyum layaknya kami tersenyum mana kala kami melihat mereka tersenyum bahagia”, tutupnya. (Humas Unesa)