17 January 2020


Unesa.ac.id, Surabaya – Sekitar 400 siswa yang mengenakan baju batik berwarna coklat memadati Auditorium Pascasarjana Unesa Kampus Lidah Wetan. Mereka adalah siswa siswi dari MAN 1 Lamongan yang menggelar studi pengenalan kampus di Unesa. Tak hanya para siswa, sebanyak 21 guru pendamping yang hadir disambut hangat oleh Bagian Akademik BAKPK Unesa, Rabu (15/1).
Suminto selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum MAN 1 Lamongan menjelaskan maksud berkunjung ke Unesa adalah ingin memperoleh informasi dan pengetahuan seputar dunia kampus. Tak hanya itu, para guru pendamping yang juga alumni dari IKIP Surabaya atau yang sekarang lebih di kenal dengan Unesa ini ingin bersilahturahmi dengan kampusnya dulu.
“Saya sangat kagum sekarang Unesa sudah sangat maju, jauh dibanding saat saya kuliah dulu. Di samping itu, siswa kelas XI yang hadir ini bisa punya gambaran tentang Unesa,” papar Suminto.
Turut hadir dalam penyampaian materi, Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan, Drs. Wagino, M.Pd dan Kabag Akademik Unesa, Sugeng Waluyo, S.T. Dalam paparannya, Sugeng menerangkan terkait jalur masuk ke perguruan tinggi, salah satunya di Unesa. Selain SNMPTN dan SBMPTN, ada pula jalur mandiri prestasi. Jalur ini dikhusukan untuk para calon mahasiswa yang memiliki prestasi di bidang keagamaan, olahraga maupun seni.
Kabag Akademik Unesa itu juga berpesan agar para siswa yang lolos SNMPTN untuk mengambil kesempatan tersebut. “Karena kalau sudah lolos SNMPTN, tidak bisa lagi mendaftar di SBMPTN. Ke depan akan ada catatan khusus dari universitas yang dituju. Akan berimbas pada penerimaan masuk perguruan tinggi untuk adik-adik angkatan kalian nanti,” terang Sugeng.
Wakil Dekan Bidang Akademik FIP Drs. Wagino, M.Pd., juga menyarankan agar para siswa memilih prodi sesuai dengan jurusan saat di MA. “Lintas minat memang diperbolehkan, tetapi tidak dianjurkan. Karena nanti pada saat sudah menjadi mahasiswa akan sangat terasa efeknya,” imbuh Wagino. Ia juga menambahkan kalau mahasiswa yang lintas jurusan akan kesulitan dalam proses perkuliahan karena akan tidak memiliki dasar keilmuan. “Akhirnya yang awalnya lintas minat, potensi untuk pindah jurusan saat mahasiswa akan lebih besar. Jadi harus benar-benar dipikirkan. Jangan sampai bisa masuk tapi tidak bisa keluar,” candanya.
Wagino menambahkan agar seluruh siswa yang akan mendaftar ke perguruan tinggi untuk memilih jurusan yang tepat. Hal ini dapat didasari dengan potensi dan juga kemampuan yang dimiliki. Jika hanya sekadar ikut-ikutan akan berimbas pada saat pelaksanaan perkuliahan. (Suryo/why)