02 December 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Confucius Institute Universitas Negeri Surabaya bekerjasama dengan Confucius Institute Universitas Negeri Malang menggelar serangkaian acara yang bertajuk Forum Pembelajaran Bahasa Mandarin Tingkat Atas dan Pelatihan Guru Mandarin Jawa Timur ke-7, Minggu (1/12).
Rangkaian acara pertama diskusi ilmiah Forum Pembelajaran Bahasa Mandarin Tingkat Atas yang bertempat di Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, yang dihadiri oleh 50 dosen dari Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang serta para pendidik Bahasa Mandarin yang ada di Jawa Timur.
Pada forum ini menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Cheng Bangxiong dari Huazhong University of Science and technology, Hubei dan Prof. Liao Guangrong dari Hunan Normal University.
Xiao Renfei selaku direktur Confucius Institute Unesa menyatakan bahwa forum ini membicarakan dua hal penting dalam pembelajaran grammar Bahasa mandarin yaitu theoretical Grammar dan school Grammar.
“Dalam forum ini kita melakukan riset kira-kira faktor apa yang memengaruhi kesalahan pengajaran grammar Bahasa mandarin, serta tidak lupa pula untuk membedah strategi mana yang efektif dalam mengimplementasikan pembelajaran Bahasa Mandarin,” Ujar Xiao Renfei
Serangkaian acara kedua yakni Pelatihan guru Mandarin Jawa Timur ke 7 yang bertempat di T13 Fakultas Bahasa dan Seni, Kampus Lidah Wetan, yang dihadiri oleh 200 pendidik Bahasa mandarin se-Jawa Timur. Acara ini merupakan acara tahunan jurusan Bahasa dan sastra mandarin yang telah masuk tahun ketujuh.
Acara dilanjutkan sesi penyampaian materi oleh Liao Guirong selaku Direktur Confucius Institute Universitas Negeri Malang yang menyatakan bahwa untuk mengajar Bahasa Mandarin kepada penutur asing harus bervariasi dan jangan monoton.
“Untuk mengajar Bahasa Mandarin kepada pemula atau penutur asing harus di awali dengan apa yang mereka suka, misal siswa sukanya bermain, berarti pendidik harus mengajarkan bahasa mandarin dengan cara bermain, karena itu dapat meningkatkan minat mereka untuk belajar Bahasa Mandarin,” Ungkap Liao Guirong.
Liao Guirong menyatakan bahwa banyak anak yang merasa kesusahan dalam belajar Bahasa Mandarin karena komponennya yang beragam seperti pelafalan dan tulisannya. Maka dari itu tugas seorang pendidik adalah menciptakan suasana belajar yang nyaman dan asik dengan mengaplikasikan inovasi-inovasi baru agar siswa dapat dengan mudah memahami Bahasa Mandarin.
Sementara itu, Drs. Slamet Setiawan, MA., Ph.D., selaku Direktur Confucius Institute Unesa menyatakan peran pendidikan sangat penting dalam melaju pesatnya pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia. Perlu adanya pelatihan khusus untuk meningkatkan kualitas guru Bahasa Mandarin.
“Mereka (guru mandarin) perlu dibekali dengan metode khusus pembelajaran mandarin. Harus ada strategi khusus agar peserta didik dapat tertarik untuk ikut memperdalam dan belajar Bahasa Mandarin,” ungkap Slamet.
Slamet Setiawan berharap dengan diadakannya acara ini semoga para pendidik dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan maksimal dengan menggunakan inovasi-inovasi terbarunya. (wul/why)