29 August 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Permainan tradisional sudah jarang ditemukan dan tergantikan oleh permainan modern yang lekat dengan teknologi berbasis aplikasi. Ada yang memandang bahwa permainan tradisional merupakan bagian dari kearifan lokal yang memiliki nilai edukasi tentang makna kerja sama, gotong royong dan melibatkan sisi motorik dan afeksi anak yang tinggi.
Minat anak terhadap permainan tradisional mengalami penurunan trastis, padahal eksistensi permainan tersebut bisa menjadi sarana bermain sekaligus belajar untuk anak-anak. Karena alasan itulah, mahasiswa UNESA membuat permainan tradisional dalam format kekinian yang dapat diakses melalui ponsel pintar.
Inovasi tersebut tidak sembarang, tetapi didasarkan pada proses penelitian pun dilakukan melalui riset ke ratusan anak. Hasilnya, anak-anak sekarang lebih menggemari game online karena mudah diakses. Hingga akhirnya, mereka menciptakan sebuah permainan bernama Finesa Flashcard Culture, sebuah inovasi games edukatif dengan barcode berbasis kearifan lokal.
Tujuan mereka yakni mengedukasi anak-anak dan masyarakat umum tentang permainan tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Permainan tradisional dengan sentuhan modern tersebut, selain dapat memperkaya pengetahuan juga dapat melestarikan warisan bangsa. “Kita juga mau mengajak mereka tertarik dan kembali bermain permainan tradisional,” ucap Ketua Tim FFC, Nanda Agil Bagus Wicaksono.
Ia menjelaskan, sistem permainan yang mereka ciptakan tersebut cukup gampang digunakan. Download aplikasi di Playstore dan melakukan scan kode atau barcode dari flashcard yang dapat mereka beli melalui marketplace dan Instagram. Lalu akan muncul tebak-tebakan nama permainan dan informasi seputar sejarah, peraturan dan diakhiri tampilan video pertandingan dari 34 permainan tradisional yang berasal dari berbagai provinsi Indonesia.
FFC ini juga mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat, terbukti kurang dari seminggu dilaunching, sudah tercatat ada 43 masyarakat yang melakukan pembelian. Selain kebermanfaatan dalam permainan, mereka juga menerapkan strategi marketing berupa pemberian harga khusus sehingga diharapkan dapat menjaring animo lebih luas bagi masyarakat yang ingin melakukan pembelian.
Ke depannya, mereka juga akan memberikan sejumlah inovasi seperti munculnya seri-seri permainan edukatif dari bidang lain seperti gizi dan kesenian. Berkat kebaharuannya itu, mereka juga memperoleh dana Program Kreativitas Mahasiswa dari Dikti.
“Dengan adanya produk FFC ini, adik-adik, teman-teman dan seluruh masyarakat dapat memainkan kembali permainan tradisional sekaligus melestarikan kembali kearifan lokal yang kita miliki,” harap Agil. (Humas UNESA)