28 February 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Universitas Negeri Surabaya (UNESA) lewat Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC) bekerja sama dengan Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 menggelar Pandemi Talk secara daring bertajuk Berbagi Pengalaman dan Dialog Para Penyintas Covid-19: Inspirasi, Motivasi dan Edukasi pada Sabtu (27/2/2021).
Acara tersebut menghadirkan para perempuan hebat yang sukses berjuang dan sembuh dari Covid-19, seperti istri Rektor Unesa Dra. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf, Dr. Widowati Budijastuti, M.Si dosen FMIPA Unesa, dan Dr. Asri Rejeki, MM., Psikolog, serta dr. Niken Sasadhara Sasmita. Di antara mereka juga ada Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si., sebagai moderator acara.
Selain itu, sebagai narasumber juga ada Dr. Sonny Harry B. Harmadi, Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Muhammad Reza, S.Psi., M.Si dosen PG-PAUD Unesa. Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., Rektor Unesa dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pandemi Talk tersebut bertujuan untuk mengenang para korban Covid-19 yang sudah mendahului dan sekaligus sebagai wadah untuk mengingatkan dan mengedukasi masyarakat agar semakin waspada terhadap pandemi Covid-19. “Dari para pembicara semoga kita dapat inspirasi untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada saudara dan tetangga kita semua agar terjadi perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Selain itu, juga diharapkan menjadi motivasi bagi para saudara kita yang sedang berjuang melawan pandemi. “Kita tidak sendiri melawan pandemi, sudah banyak yang melawan Covid-19 dan mereka menang. Yakin bisa sembuh dan harus optimis, tapi memang perlu kedisiplinan yang tinggi dan dukungan dari orang-orang terdekat,” tuturnya.
Semoga dengan berbagi ilmu, pengalaman lewat acara tersebut dapat memberi manfaat kepada semua dan bencana segera berakhir di tanah ibu pertiwi serta tidak ada lagi masyarakat yang jatuh sakit karenanya. “Jangan lupa 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan , makan yang bergizi, istrahat yang cukup, aktivitas olahraga bahagia, agar imunitas tetap terjaga,” ujarnya.
Dr. Sonny Harry B Harmadi Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Nasional mengatakan bahwa hal pertama yang berat memang ketika divonis terkonfirmasi positif Covid-19, orang yang awalnya sehat tiba-tiba kondisinya menurun, lalu ada gejala dan stres, ada tekanan psikologis. Karena itu, para korban paparan covid-19 perlu didukung banyak pihak. Jangan sampai memberikan stigma, justru stigma harus dihilangkan, salah satunya dengan acara seperti Pandemi Talk itu, semakin banyak para penyintas bercerita dan membuka dirinya itu akan menurunkan stigma di tengah masyarakat.
Dampak stigma sangat berbahaya, orang bisa menyembunyikan penyakitnya, menghalangi orang mencari layanan kesehatan secara cepat, dan membuat orang enggan untuk memberi bantuan atau bahkan mengasingkan pasien atau keluarga maupun tenaga kesehatan.
Sebagai penyintas Covid-19, Dra. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., yang juga merupakan Ketua Darma Wanita Unesa berpesan kepada semua agar tidak meremehkan Covid-19. Sebisa mungkin harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan berolahraga. Sementara itu, Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf pun mengatakan bahwa meski sudah dinyatakan positif jangan tidak berdaya, bangkitkan semangat, tetap berpikiran positif, lakukan kegiatan seolah tidak ada apa-apa, perkuat religiusitas dan spiritualitas. “Lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik disiplin dan taat prokes, daripada terpapar Covid-19 dengan segala kemungkinan buruknya,” tutur Dr. Widowati Budijastuti, M.Si.
Dr. Asri Rejeki, MM., Psikolog, dan dr. Niken Sasadhara Sasmita menyampaikan pentingnya imunitas tubuh dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta tembok pertahanan penanganan Covid-19 yang harus diperhatikan dan ditaati masyarakat. “Mulai dari 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, red), vaksin, dan 3T (tes, telusur, dan tindak lanjut, red),” ujar dr. Niken Sasadhara Sasmita. (aida/zam)