04 December 2020


Unesa.ac.id, Surabaya - Dalam rangka mendorong pelaksanaan pembinaan cabang olahraga prestasi nasional, Univesitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Sport Science dengan Kementerian Riset dan Teknologi-Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Ph.D pada Jum’at (4/12).
Pada kegiatan FGD yang dipandu langsung oleh Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes tersebut, Menristek Bambang Soemantri menyampaikan bahwa pengembangan sport science merupakan perubahan fundamental yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga nasional. Bambang mengatakan bahwa kelemahan cabang olahraga di Indonesia adalah tidak memiliki tempat pelatnas permanen yang dilengkapi dengan teknologi memadai.
Oleh karena itu, terang Bambang, tidak heran jika pelatnas-pelatnas yang dilakukan bergantung pada siapa ketua umumnya. Jika, ketua umumnya seorang pensiunan polisi, misalnya, mereka akan berlatih di tempat-tempat yang yang dimiliki kepolisian, semisal lapangan PPTIK dan sebagainya. Begitupun jika ketua umumnya seorang pengusaha, maka pelatnas biasanya dilakukan di tempat-tempat yang dikelolah oleh pengusaha tersebut.
Menurut Bambang hal-hal seperti itulah yang menjadi kelemahan tersendiri bagi cabang-cabang olahraga di Indonesia sehingga kurang mampu menghasilkan prestasi. Hal itu sangat berbeda dengan di Brazil, misalnya, dimana mereka telah memiliki tempat pelatnas untuk sepakbola dengan tata kelolah yang baik dan dilengkapi dengan teknologi sport science.
“Saya kira ada dua hal yang sangat perlu kita lakukan untuk meningkatkan prestasi oleharaga nasional, yakni tata kelola keolahragaan yang baik dan pengembangan sport science,” ungkap Menristek.
Bambang menambahkan, meskipun pengembangan sport science sangat penting, namun satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah terkait mental. Sebab, selama ini, persoalan mental bertanding kerap menjadi masalah besar bagi atlet-atlet Indonesia.
Pada kesempatan itu, Bambang juga mengungkapkan dukungan terhadap Unesa yang akan mengembangkan sport science. Oleh karena itu, Bambang mempersilahkan kepada Unesa untuk mengajukan proposal riset di bidang sport science. Selain itu, Menristek juga mendukung inovasi-inovasi yang telah dilakukan Unesa seperti Robot Kece, Disabilitas dan sebagainya.
Dr. Hari Setiyono, M.Pd mengungkapkan bahwa memaparkan bahwa sport science ini memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan dan perkembangan olahraga nasional. Sport science tidak hanya tentang ilmu untuk meningkatkan kinerja atlet, namun juga melibatkan ilmu lain seperti kinanthropometry, biomekanika, fisiologi olahraga, dan lain-lainnya.
“Sport science memiliki tantangannya sendiri. Termasuk dalam pemanduan bakat, penerapan iptek, dan teknologi keolahragaan guna menganalisis kinerja dalam pengembangan olahraga nasional,” ujar Hari.
Hari Setiyono menyampaikan, ada 3 hal yang tidak bisa ditinggalkan untuk membangun bangunan makro dalam pembinaan olahraga sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo yakni tata kelola mulai dari daerah sejak jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi, big data, dan ilmu pengetahuan olahraga.
“Ketiga hal itu, sesuai arahan presiden sangat dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan prestasi olahraga nasional,” paparnya.
Sejauh ini, terang Hari, kendala yang dihadapi di lapangan adalah kebanyakan para pelatih jarang yang mau mengakses hasil penelitian dari para akademisi. Padahal, hasil riset tersebut sangat penting untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga. Oleh karena itu, ke depan perlu dilakukan kerja sama natara praktisi di lapangan dengan akademisi di perguruan tinggi.
“Unesa tidak hanya tahun ini melakukan sport science. Sejak tahun 2003, misalnya, Unesa melakukan tes terhadap tim Persipura Jayapura. Setelah dilakukan tes MAC 59, ada pemain Persipura yang memiliki hasil yang cukup bagus, di antaranya Boas Saloza. Setelah dilakukan tes itu, performa Persipura mulai nampak. Puncaknya, tahun 2004, tim Persipura berhasil menjadi juara PON,” ungkapnya.
Di cabang bulu tangkis, lanjut Hari, Unesa juga pernah melakukan tes terhadap Tomy Sugiarto. Selain itu, ada juga Ivan Dimas, salah satu pemain muda yang moncer prestasinya. “Saat dilakukan tes, Ivan Dimas memang menunjukkan hasil yang lebih tinggi lebih. Tak heran, jika ia memiliki fisik yang prima dan bisa menguasai lapangan,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan mengatakan bahwa pengembangan sport science sangat penting dalam upaya mendorong peningkatan prestasi olahraga. Oleh karena itu, Unesa sangat bersyukur telah memiliki pusat sport science yang memiliki peralatan yang lengkap se-Asia Tenggara.
“Kami bersyukur, Unesa telah memiliki Sport Science yang baik dan lengkap. Kami siap mendukung untuk kemajuan olahraga di Indonesia," tandas Rektor.
FGD yang dilakukan di ) bertempat di Kolam Renang Achilles Sport Science and Fitness Center Unesa ini, selain dihadiri rektor, juga dihadiri jajaran wakil rektor, para pimpinan selingkung Unesa, dan juga para peneliti muda bidang sport science. (sir)