04 November 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - BEM Universitas Negeri Surabaya mengadakan seminar nasional pendidikan dan kepemudaan dengan tema "Optimalisasi peran pemuda dalam dunia pendidikan guna menyongsong Era Abundance" pada hari sabtu (02/11) di Aula I8 FISH, Unesa Ketintang Surabaya. Dengan mendatangkan keynote speaker Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M. Sc., Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M. Pd., selaku guru besar manajemen pendidikan Unesa, Irjen Pol Drs. Luki Hermawan, M.Si., Kapolda Jawa Timur, dan Arief Rosyied Hasan Sekjen Dewan Masjid Indonesia.
Ketua pelaksana Meisyaroh menyebutkan pada semnas kali ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran pemuda dalam bidang pendidikan, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin era Abundance yang memiliki efek berkelanjutan. Perlu adanya peran pemuda yang konkrit agar nantinya dapat tercipta keteraturan dalam kehidupan masa depan nantinya. “Pemberian pemahaman yang benar tentang era Abundance diharapkan pemuda bisa benar-benar siap menghadapi era tersebut dengan bekal kreatifitas yang dimiliki,” tambah Meisyaroh.
Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M. Sc., memberikan apresiasi kepada Unesa karena telah mengangkat tema yang menarik untuk dikupas secara tuntas mengenai Era Abundance atau yang sering disebut era kelimpahan. Wagub menyebutkan bahwa Era Abundance sudah terjadi pada saat era Disruption, Abundance is what a process of Disruption bukan Abundance is the result of Disruption. Maka Abundance adalah sebuah kabar baik, jika mampu memanfaatkan peluang didalamnya. Pentingnya pemuda dalam memperkuat kompetensi dasar, dengan mengembangkan kreatifitas bisnis mode menghasilkan sebuah karya yang dapat menciptakan ‘Making Money’
"Kelimpahan era Abundance tidak membawa masyarakat kepada kesejahteraan dan kemakmuran jika hanya untuk menikmatinya saja, tetapi pemuda harus jeli untuk melihat peluang mengembangkan bisnis mode yang eksis di era Abundace sehingga dapat mewujudkan prosperity,” Jelas emil.
Emil menambahkan untuk menumbuhkan jiwa kreatifitas dalam Era Abudance dapat dengan percaya pada kemampuan diri dan menemukan keunikan yang potensial. “ciptakanlah jiwa optimis jangan pernah takut bertindak, serta buang jauh-jauh pesimisme dalam diri,” imbuh Emil. (Esti/Yuris)