18 November 2018


Unesa.ac.id-Surabaya, Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Surabaya (FIO Unesa) hadirkan dua pakar luar negeri sebagai pembicara dalam kuliah tamu di lantai tiga gedung FIO (16/11). Mereka adalah Jasper De Greef merupakan pelatih stregth and conditioning dari Hogeschool Arnhem and Nijmegen (HAN) University, Netherlands dan Johan Pion, professor bidang identifikasi dan pengembangan talenta olahraga dari Ghent University, Belgia.
Sejak pukul 09.00 hingga pukul 11.00 Wib, ditemani guru besar Unesa Prof. Soetanto Hartono. Mereka menyampaikan beberapa hal terkait dunia olahraga dan cara menemukan minat dan bakat generasi dalam bidang olahraga. Mereka mengapresiasi atas prestasi para atlet Indonesia yang bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Mereka percaya jika di Indonesia termasuk Surabaya banyak bibit unggul para atlet yang bisa dikembangkan.
Johan Pion menjelaskan bahwa di Belgia, untuk mengetahui minat dan bakat olahraga pada anak menggunakan aplikasi. Dia juga menegaskan bahwa jangan bertanya kapan baru memberi latihan kepada anak. Namun, buatlah mereka banyak bergerak dan senang dengan apa yang mereka lakukan. Dari sanalah psikomotorik itu tumbuh dan berkembang. Kondisikan lingkungan sehingga anak-anak menyukai apa yang mereka lakukan. Setelah itu berjalan, barulah nanti psikomotorik yang sudah menjadi skill itu gampang dibentuk dan dikembangkan.
Kemudian, Jasper De Greef menegaskan bahwa keterampilan merupakan yang terpenting dalam bidang olahraga. Menurutnya, kalau anak sudah memiliki keterampilan mereka hanya butuh sedikit pengembangan lewat latihan-latihan. Selain itu, menurutnya, mendidik mental yang atletik juga perlu diprioritaskan. Karena skill bagus juga didukung mental yang bagus pula.
Dekan Fakultas Ilmu Olahraga Unesa Drs. Gatot Dharmawan, M.Pd mengatakan bahwa kuliah tamu tersebut salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) baik tenaga dosen, pelatih, maupun mahasiswa yang bernaung di FIO. “Kami bisa mendengar penjelasan mengenai tehnik mendidik dan melatih para atlet langsung dari para pakar yang tentunya tidak diragukan kepakarannya,” ujar Gatot.
Selain itu, kuliah tamu tersebut sebagai langkah awal membangun kerja sama baik dengan Belgia maupun dengan Belanda dalam peningkatan SDM FIO berstandar Internasional. Sudah ada beberapa kampus dari dua negara tersebut yang akan diajak kerja sama, termasuk kampus dari kedua pembicara itu berasal. Selain kampus-kampus lainnya, yang terakhir Unesa menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan HAN University Applied of Science, Netherlands pada acara wisuda Unesa yang ke-93 pada Sabtu, 17 November 2018.
Drs. Gatot Dharmawan, M.Pd berharap, lewat jejaring kerja sama dengan berbagai kampus luar negeri itu mempercepat target Unesa menuju kampus berstandar Internasional. Tumbuh dan berkembangnya pendidik dan pelatih professional yang siap mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa. “Kita optimis bisa melahirkan banyak pelatih dan atlet yang nantinya bisa mengharumkan nama Unesa, daerah, dan negara di kancah Internasional.( vin/why)