19 July 2018


Unesa.ac.id-Surabaya, Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Pasca Sarjana Univesritas Negeri Surabaya dengan bangga mengelar The 1st International Conference on Education, Language, and Literature (ICon-Elite) , pada Rabu (18/07). Acara ini dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) Unesa dengan mengusung tema “Learning Language and Literature Teacher Us to be More Humane”.
Adapun keynote speaker pada ICon-Elite 2018 adalah Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D (Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti), Prof. Budi darma. MA., Ph.D, Andrzej Cirocki, Ph.D (Univercity of York), Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd (Universitas Negeri Surabaya), Christopher Allen Woodrich (International of Indonesian Forum Canada), Luvdhy SE, S.Hum., M.A (Univercity of Exester).
Dalam sambutannya ketua panitia, Ahmad Munir mengatakan bahwa konferensi ini dihadiri kurang lebih 150 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di indonesia. Turut hadir pula Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Warsono, MS., dan Rektor Univesitas Muhammadiyah Malang, Drs. Fauzan, M.Pd.
Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor dari Universitas Muhammadiyah Malang yang juga menjadi pemakalah menyampaikan pandangannya terkait tema yang diusung. Menurut Fauzan belajar bahasa dan literasi dapat mengajarkan kita mejadi lebih manusiawi, itu sangat bentul.
“Jadi menggunakan bahasa itu bisa dijadikan sebagai alat untuk mengukur kepribadian seseorang , kelas seseorang, dan mengukur pengetahuan dan pengelaman seseorang . Itu bisa kita lihat salah satunya dari cara dia menggunkan bahasa. karakter seseorang apakah orang itu baik atau tidak baik juga bisa dilihat dari bagaimana dia menggunakan bahasa”,ujar Fauzan yang kini tengah menempuh Program Doktor di Program Pasca Sarjana Unesa.
Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti, Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D., menyampaikan adanya peningkatan publikasi ilmiah internasional yang terindeks Scopus dari tahun 2014 sampai akhir 2017. Pada akhir 2017 jumlah artikel ilmiah internasional sudah mencapai 12.098 publikasi. Indonesia saat ini berada di peringkat tiga setelah Malaysia dan Singapura.
Adanya kemajuan yang siginifikan ini menurut Ali bisa terjadi dengan cara mengubah kultur dari kebiasaan budaya bahasa ngomong menjadi bahasa tulis.
“Jadi dosen-dosen harus bisa menulis dan produktif, termasuk mahasiswa S3. Nah jadi sebentar lagi saya yakin malaysia akan kita salib, tapi tentu butuh kerja keras,” Ujar Ali. (Ina/why)