29 November 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) kerja sama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro sudah berjalan dua semester.
Guna memastikan kelancaran dan menjamin mutu proses perkuliahan pada semester berikutnya, Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Profesi (LP3) UNESA sebagai pelaksana program melakukan rapat koordinasi persiapan perkuliahan semester tiga RPL Kabupaten Bojonegoro di Hotel Wyndham Surabaya pada 28-29 November 2022.
Ketua LP3 UNESA, Bachtiar Syaiful Bachri mengatakan rakor ini merupakan persiapan dan kelanjutan dari empat program yang disiapkan untuk mengevaluasi bentuk kerja sama UNESA dengan Pemkab Bojonegoro. “Tentu program yang sudah berjalan kemarin-kemarin dievaluasi agar mutunya tetap terjaga kemudian juga membahas rencana mata kuliah, pelaksanaan perkuliahan, evaluasi dan masih banyak lagi untuk semester depan,” ujarnya.
Untuk bahan ajar, disesuaikan dengan beban SKS yang ditentukan dan menentukan perkuliahan semester dilaksanakan secara luring maupun daring.
Saat ini, perkuliahan RPL semester dua masih berlangsung dan akan berakhir pada 15 Desember 2022. Dua minggu setelahnya mahasiswa akan melakukan registrasi kembali untuk semester ketiga dan perkuliahan akan dimulai paling lambat akhir Januari 2023 dengan persiapan yang sudah matang.
Ketua Divisi Penerimaan Mahasiswa Baru, Awang Dharmawan dalam laporannya mengungkapkan bahwa RPL ini termasuk program anyar, karena itu perlu monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan setiap semesternya. Selama dua semester berjalan ini, ada beberapa catatan yang terus disempurnakan pada semester berikutnya.
“Lewat program ini, kami benar-benar memastikan lulusan yang kita hasilnya unggul dan berkompeten. Nah, karena itu sistem belajar dan pembelajarannya kita terus perbaiki, termasuk treatment terhadap beberapa mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah,” ujarnya.
Guru Besar FMIPA, Prof Madlazim menyampaikan bahwa program yang direncanakan tuntas dua tahun ini harus mampu menghasilkan lulusan sesuai kompetensi yang diharapkan. “Karena mereka inikan perangkat desa atau SDM desa, nah lulusan yang kita hasilkan sejak awal bagaimana mereka punya kompetensi yang menunjang kinerja dan peran mereka di desanya masing-masing,” ucapnya.
Dalam pembelajaran orang dewasa atau andragogi setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu, pembelajar atau peserta, konteks, proses sosial, dan pendekatan. Dari sisi peserta memang perlu didorong motivasi peserta untuk benar-benar bisa belajar untuk mendapatkan nilai tambah secara kognitif, psikomotorik pun afektif.
Acara ini dihadiri penasehat Kemendes PDTT, Prof Yoyon Suryono. Dia menyebutkan, program yang merupakan implementasi pengembangan SDM desa dari Kemendes tersebut harus terus dilakukan pembenahan dari dari semester ke semester. Dengan begitu, kualitas dan mutu program bisa dijaga dan ditingkatkan.
“Pelaksanaan RPL ini juga terlaksana sangat efektif karena menyesuaikan dengan jadwal mahasiswa, sehingga diharapkan semua mahasiswa dapat lulus sesuai target selama empat semester atau dua tahun,” bebernya.
Kegiatan ini dihadiri jajaran Kemendes PDTT termasuk Prof Luthfiyah Nurlaela Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendes PDTT dan Pemkab Bojonegoro. Selain itu ada jajaran LP3, Satuan Admisi, Kaprodi dan dosen selingkung UNESA dan tamu-tamu penting lainnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: M. Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA