22 May 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Pelaksanaan pendidikan di masa pandemi memang cukup menantang. Satu sisi banyak tantangan dan di sisi lainnya menjadi peluang dalam ekselerasi implementasi teknologi dan inovasi dalam pendidikan.
Guna membahas hal itu, Mahasiswa International Biology Education, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNESA menggelar webinar pendidikan dengan tema “Optimalisasi Platform Digital dan Peranan Pelaku Pendidikan dalam Menghadapi Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh”.
Sebagai pembicara, hadir tiga pemateri utama yakni Ahmad Bashri, S.Pd., M.Si Dosen Pendidikan Biologi FMIPA, UNESA dan Carolina Adventia, Aktivis Muda Peduli Pembelajaran Biologi serta Nur Aliyah, S.Pd., M.Pd Guru SMP Negeri 6 Gresik.
Kegiatan dibuka oleh Ketua Jurusan Biologi, Rinie Pratiwi Puspitawati, M.Si. Dalam penyampaiannya, dia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan ajang diskusi berbagi keilmuan, menggali pendapat dari para ahli, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas keilmuan.
Harapannya ke depan, kegiatan ini dapat menjadi pemicu hadirnya ide dan gagasan serta inovasi untuk pembelajaran jarak jauh yang lebih optimal. “Inovasi harus didukung dengan pola pikir yang saling mengapresiasi gagasan satu sama lain sehingga aspek tersebut penting dalam mendorong kebaharuan dalam sistem pembelajaran ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Carolina Adventia menyampaikan materi tentang tantangan dan peluang pembelajaran jarak jauh (PJJ) di era pandemi. Dia menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan PJJ ada kegelisahan. Biasanya dipengaruhi oleh dua faktor yakni berasal dari siswa (student’s learning abilities) dan tenaga pendidik (teacher’s teaching abilities). Keduanya memiliki problematika yang meresahkan seperti kurangnya kemampuan dalam mengoperasikan perangkat dengan baik, kesulitan untuk memanagemen kelas, kurangnya literasi dan sebagainya.
Dia melanjutkan, tantangan yang dirasakan siswa di antaranya yakni siswa harus bisa memprioritaskan waktu, harus mampu menempatkan diri untuk tetap menjaga interaksi sosial, siswa perlu mengetahui fokus bidang keilmuan yang menjadi favorit, dan siswa perlu mengaktualisasi serta memupuk kapasitas diri. “Ketika siswa melakukan pembelajaran yang dipaksa maka sesungguhnya siswa tidak melakukan pembelajaran secara maksimal atau cenderung setengah hati,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan empat metode pembelajaran yang dapat diaktualisasikan, pertama Project-Based Learning (pembelajaran berbasis proyek), Problem-Based Learning (pembelajaran berbasis pemecah masalah), Blended Learning (kolborasi metode belajar), dan Flipped- Clasroom (pembelajaran berbasis kebebasan siswa dalam menyampaikan gagasan).
Selanjutnya materi kedua oleh Dosen Pendidikan Biologi FMIPA, UNESA memaparkan tentang implementasi dan dinamika penggunakan digital platform dalam menghadapi tantangan PJJ di era pandemi. Menurutnya, proses pembelajaran yang berjalan di lapangan menujukkan penggunaan platform digital didominasi WhatsApp Group dan Google Clasroom, selanjutnya diikuti Google Meet dan Zoom Meeting.
Berdasarkan hal tersebut untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan perlu menerapkan di antaranya aspek kognitif, afeksi, dan psikomotorik, lalu aspek metode, model, strategi, teknik dan pendekatan pembelajaran yang bervariatif dan bersifat student center (berpusat pada siswa). “Cepat atau lambat, perubaha adalah nyata. Platform yang lebih fleksibel menyesuaikan perubahan (adaptif) akan diminati,” tuturnya.
Terakhir materi oleh Nur Aliyah, S.Pd., M.Pd membahas tentang optimalisasi, inovasi, pembelajaran dan peran pelaku pendidikan dalam menghadapi tantangan PJJ. Guru SMP Negeri 6 Gresik ini menyampaikan materi dengan metode kuis dan survei sederhana yang diikuti seluruh peserta webinar melalui aplikasi website www.menti.com. Dalam survei tersebut ia menggali pendapat peserta mengenai perasaan yang dialami dan media yang dipergunaan selama PJJ. Hasil survei sederhana menunjukkan PJJ secara daring menimbulkan kejenuhan, kebonasan, rasa lelah dan lain sebagainya.
Menurutnya melaui metode blended learning yang mengkolaborasikan sinkronus serta asinkronus diterapkan oleh para pendidik dapat menghilangkan segala dampak negatif yang dirasakan sesuai survei. Dengan demikian optimalisasi yang dilakukan melalui media pembelajaran dapat mencakup aspek perubahan mindset, survei pembelajaran, perbaikan pembelajaran dan refleksi. Webinar yang diikuti sejumlah 256 orang peserta itu berjalan dengan lancar dan menarik, pasalnya disediakan pula doorprize bagi peserta yang aktif mengikuti webinar dari awal hingga akhir acara. (yuris/zam)