15 April 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Memperoleh pendidikan yang tinggi adalah hak semua anak Indonesia. UTBK untuk SBMPTN pun terbuka untuk diikuti semua pendaftar termasuk yang disabilitas. UTBK peserta disabilitas di Unesa dilaksanakan pada sesi 7 pada Kamis, 15 April 2021 di ruang Training Center PPTI, Kampus Unesa Lidah Wetan. Ujiannya dari pukul 06.45 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Setelah ujian berlangsung, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes berkunjung ke tiap-tiap ruangan peserta disabilitas. Pria yang biasa disapa Cak Hasan itu juga berbincang-bincang dengan peserta terkait perangkat dan teknis pelaksanaan UTBK untuk disabilitas.
“Jika ada kendala maupun hambatan atau masukan misalnya, akan kita jadikan bahan evaluasi sehingga ke depannya bisa kita benahi,” ujarnya. “Tapi dari pengakuan peserta alhamdulillah semua lancar dan mereka tampak semangat. Semoga hasil ujian mereka nanti sesuai harapan,” harapnya.
Total ada 11 peserta disabilitas yang mengikuti ujian pada sesi tersebut. Mereka terdiri dari 5 peserta yang tunanetra yang mengikuti ujian di ruang TC 01 dan 6 peserta tunadaksa yang melaksanakan ujian di ruang TC 04.
Para peserta tersebut hadir lebih awal di lokasi ujian. Mereka didampingi keluarga hingga di depan ruangan. Sementara di dalam ruang ujian mereka didampingi pengawas plus relawan khusus dari dosen dan mahasiswa PLB Unesa.
Khusus untuk peserta disabilitas, Unesa menyediakan perangkat khusus, seperti reglet, stilus, kertas, headset dan software Non Visual Desktop Access (NVDA) atau program screen reader yang memudahkan peserta tunanetra dalam “membaca” soal ujian lewat suara.
“Bagi peserta disabilitas kesulitan dalam mendeskripsikan gambar misalnya, mereka bisa meminta bimbingan dari pendamping maupun pengawas,” ujar Acep Ovel Beny, M.Pd pengawas sekaligus dosen PLB Unesa.
Kemudian untuk peserta tunadaksa, teknis ujiannya hampir sama dengan peserta UTBK pada umumnya, tetapi saat memasuki ruangan ujian, mereka didampingi relawan atau pendamping khusus dari PLB Unesa.
Muhammad Nizar, salah satu peserta tunanetra asal Jombang mengatakan bahwa meski memiliki keterbatasan fungsi penglihatan, tetapi ia tetap semangat mengikuti UTBK. Baginya, keterbatasan bukanlah alasan menggugurkan harapan.
Justru, keterbatasan itu harus menjadi alasan untuk terus bangkit dan berjuang. “Saya percaya, fisik boleh terbatas, tetapi jiwa harus bebas berbuat (berkarya, red) dan menentukan masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Menurutnya, meski jauh dari Jombang, mengikuti UTBK adalah salah satu perjuangannya dalam meneruskan pendidikan di perguruan tinggi dan mencapai cita-cita di masa depan. Dia melanjutkan, sekarang sudah bukan zamannya untuk mengeluh, sebab segala fasilitas berupa teknologi sudah tersedia dan memudahkan segala urusan.
“UTBK di Unesa disediakan fasilitas yang lengkap untuk anak berkebutuhan khusus seperti saya, sistemnya juga sangat rapi dan mudah diakses, jadinya ujian saya dan teman-teman disabilitas yang lain alhamdulillah lancar-lancar,” ujar peserta yang bercita-cita menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Unesa itu.
Rektor menegaskan bahwa Unesa akan selalu memberikan yang terbaik dan memastikan kelancaran pelaksanaan UTBK bagi peserta disabilitas. Tidak hanya saat UTBK, tetapi juga saat mereka studi di Unesa.
Pihaknya menyediakan beasiswa khusus untuk disabilitas, lingkungan kampus yang ramah disabilitas dan fasilitas-fasilitas khusus lainnya seperti kursi roda elektrik dan motor khusus untuk kebutuhan mobilitas mahasiswa disabilitas di sekitar kampus. Selain itu, juga ada pusat studi dan layanan disabilitas (PSLD).
“Unesa, selain unggul di bidang olahraga, pendidikan, bahasa, seni dan budaya, juga menjadi kampus yang ramah dan nyaman bagi tumbuh dan berkembangnya anak-anak disabilitas,” pungkasnya. (Humas Unesa)