13 August 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Budidaya tanaman sayuran dengan sistem hidroponik terus berkembang. Sejumlah inovasi pun hadir untuk memberikan kemudahan dalam budidayanya. Inovasi itu salah satunya datang dari Kartika Ayu Widiyaningrum, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang menggagas “Automatic Smart Hidroponik dengan Monitoring System Berbasis Internet of Things”.
Perempuan yang biasa disapa Tika itu menjelaskan smart hidroponik yang ia gagasan tersebut didukung dengan CPU yang terhubung langsung ke internet sehingga mampu mengontrol suhu maupun kadar air secara otomatis dari tahap peremajaan hingga panen.
Mahasiswa D-4 Transportasi itu merinci bahwa setidaknya ada empat perubahan dalam sektor pertanian khususnya hidroponik lewat gagasannya yaitu, 1) menggunakan double system yaitu manual dan otomatis; 2) dapat dikontrol melalui gadget dengan aplikasi telegram maupun google chrome.
Kemudian, 3) dilengkapi dengan teknologi pengatur nutrisi tanaman secara otomatis; 4) dapat meminimalisir kegagalan panen yang disebabkan oleh hama karena dilengkapi dengan sensor hama dan trap hama; 5) dilengkapi dengan teknologi water resistant.
“Gagasan ini awalnya dari curhatan petani yang itu adalah keluarga saya juga. Mereka ngeluh ngeluh gitu hasil panen yang kurang maksimal dan sebagainya. Saya diskusi dengan teman-teman dan akhirnya dapatlah ide ini,” ceritanya.
Menurut Tika, sudah saatnya teknologi pertanian mengarah ke sistem “one click” atau budidaya berbasis teknologi. Selain dapat memberikan kemudahan bagi petani juga dapat memberikan hasil panen yang maksimal. Karena gagasannya itu, Tika keluar sebagai juara 1 kategori Diploma Muda Pilmapres UNESA 2022.
Bisa menjadi juara, katanya, bukan saja karena gagasan, tetapi juga karena persiapan yang matang. Jauh-jauh hari sebelum grand final, Tika sudah mempersiapkan diri termasuk portofolio dan persyaratan penting lainnya.
“Sejak semester awal sudah sudah mempersiapkan diri di mana akademik dan organisasi harus jalan beriringan. Yah walaupun itu tidak mudah, saya tetap berusaha dengan semaksimal mungkin,” terang perempuan asal Blitar tersebut.
Selain usaha, Tika selalu meminta doa dan restu kepada orang tua. Karena dengan doa itu, membuatnya selalu tenang dan nyaman walau jauh dari orang tua. Dia berharap bahwa dengan terpilihnya menjadi mawapres (mahasiswa berprestasi) bisa membanggakan almamater dan bisa membahagiakan orang tua.
“Semua prestasi dan lomba-lomba saya dedikasikan untuk orang tua. Mungkin dengan nama saya dan orang tua disebutkan karena prestasi bisa membuat mereka senang dan semangat. Saya belum bisa memberikan apa-apa kepada mereka, kecuali prestasi dan usaha yang sungguh-sungguh untuk membanggakan mereka,” tutupnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi foto Kartika Ayu Widiyaningrum