28 November 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Dalam rangka kegiatan Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat, Tim dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mendesimasikan produk teknologi berupa mesin pemeras empon-empon (squeezer machine) dan mesin pengkristal (crystallization machine) kepada dua UMKM di kabupaten Gresik yakni UD Dipa Kuncara dan UD Akar Manis. UD Dipa Kuncara berlokasi di Perumahan Patria Graha Permata Blok BC No. 34 A, Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, kabupaten Gresik, sementara UD Akar Manis berlokasi di Desa Purwodadi RT 03/ RW 01, Kecamatan Sidayu, kabupaten Gresik. Kedua mesin tersebut diharapkan mampu membuat proses pembuatan minuman herbal instan di kedua UMKM tersebut lebih efektif dan efisien. Tim dari Unesa terdiri dari Prof. Dr. Suyatno, M.Si. dan Prof. Dr. Tukiran, M.Si. dari Jurusan Kimia FMIPA Unesa, serta Drs. Budihardjo Achmadi Hasyim, M.Pd. dari Jurusan Teknik Mesin FT Unesa, dibantu oleh mahasiswa Danny Adi Kurniawan, Fauzia Indah Sabila, Julianto, M. Taufik, dan Ashari Kurniawan
Sebelum kedua mesin tersebut digunakan dalam proses produksi, tim pelaksana kegiatan dari Unesa melakukan pelatihan agar kedua UMKM mampu mengoperasikan kedua alat secara optimal serta untuk mengevaluasi kinerja dari kedua alat tersebut. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil bahwa kedua alat tersebut mampu membuat proses produksi lebih efektif dan efisien. Selama ini kedua UMKM menggunakan cara manual dengan tangan untuk melakukan pemerasan empon-empon yang telah digiling untuk mendapatkan ekstraknya. Untuk memeras empon-empon sebanyak 3 kg secara manual memerlukan waktu sekitar 30 sampai dengan 45 menit. Di samping menimbulkan kelelahan, pemerasan secara manual menimbulkan bekas warna pada kulit telapak tangan dan rasa panas jika bahannya berupa jahe, serta pemerasan tidak bisa optimal. Dengan menggunakan mesin pemeras (squeezer machine) hanya memerlukan waktu 5-10 menit, dengan hasil ekstrak yang lebih banyak, tanpa membutuhkan tenaga yang banyak karena mesin bekerja secara otomatis, dan tidak menimbulkan bekas warna serta rasa panas di kulit telapak tangan.
Uji coba juga dilakukan untuk alat pengkristal ekstrak empon-empon (Crystallization machine). Selama ini kedua UMKM menggunakan cara manual untuk mengkristalkan ekstrak empon-empon yaitu ekstrak dipanaskan dalam wajan yang dipanaskan lalu diaduk manual menggunakan tangan. Kapasitas wajan untuk sekali proses sebesar 3-4 kg bahan, dengan lama pengadukan 45 – 60 menit. Proses pengkristalan yang dilaksanakan secara manual tentu memerlukan tenaga yang ekstra, apalagi bahan yang diaduk dalam kondisi panas, sehingga cepat menimbulkan kelelahan fisik. Proses pengkristalan menggunakan mesin pengkristal belangsung selama 30 – 45 menit, pengadukan dilakukan secara otomatis, sehingga kelelahan fisik dapat dihindarkan. Di sampinng itu dengan mesin pengkristal, kapasitas produksinya dapat ditingkatkan menjadi dua kali lipat yakni 6 – 8 kg bahan sekali proses. Oleh karena itu penggunaan mesin pengkristal (Crystallization machine) akan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produkdi minumal herbal instan di kedua UMKM mitra.
Sementara itu Unesa akan terus mengembangkan inovasi dalam meningkatkan kualitas SDM yanga ada dalam masyarakat. Hal ini sebagai bentuk upaya Unesa dalam mengemban pengabdian tri dharma perguruan tinggi. (why)