20 December 2018


Unesa.ac.id, Surabaya - Setelah ditetapkan Kemendikbud sebagai sekolah dasar swasta rujukan pada 10 September 2018, SD Laboratorium (Labschool) Unesa mengadakan kegiatan perdananya berupa “Workshop Peningkatan Budaya Mutu Sekolah melalui Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di SD Rujukan dan Sekolah Imbas,” Selasa (18/12). Acara yang digelar di Aula SD Laboratorium Unesa tersebut dihadiri oleh kepala sekolah dan guru-guru SD yang ada di Kecamatan Gayungan.
Turut hadir pula Ketua Dharma Wanita Persatuan Unesa (2018-2022), Dra. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., Direktur Lab School Unesa, Alimufi Arief, Kepala SD Lab School, Sri Lestari, S.Pd, serta dua tokoh yang menjadi narasumber, yakni Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Surabaya, Dra. Agnes Warsiati, M.Si., dan Kepala Sekolah SDN Model Kota Malang, Dra. Anita Rosemaria, M.Pd.
Direktur Lab School Unesa, Alimufi Arief, menjelaskan yang menjadi unggulan SD Lab School Unesa sehingga terpilih sebagai sekolah rujukan adalah prestasi siswa di tingkat internasional. Beberapa prestasi internasional yang pernah ditorehkan antara lain juara Olimpiade Matematika Internasional bertajuk “International Mathematics Wizard Challenge” (IMWiC) di Xiamen, China, juara di The Bangkok Gymnastics (Mouse Games) di Bangkok, Thailand, dan lain-lain.
Dra. Agnes Warsiati, M.Si., mengatakan budaya mutu itu berbasis prestasi. Tidak hanya siswa yang berprestasi, tetapi guru, dan lembaga juga harus berprestasi. Selain prestasi, menurut Agnes, ada 5 aspek yang dapat dijadikan sebagai cerminan dari sekolah yang berbudaya mutu, yakni kurikulum dan pembelajaran, ekstrakurikuler, MBS, UKS, dan perpustakaan.
Agnes merasa bangga, karena SD Labschool Unesa terpilih menjadi sekolah dasar swasta rujukan di Kota Surabaya. Ia berharap semoga SD Lab School Unesa dapat menularkan virus-virus positif bagi sekolah lain dan tahun depan Surabaya menjadi kota yang memenangkan lomba pemilihan sekolah berbudaya mutu di tingkat nasional.
Dra. Anita Rosemaria, M.Pd., menjelaskan, perlu upaya-upaya pengembangan sekolah menuju budaya mutu. Tujuannya agar sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah rujukan itu pantas dirunjuk oleh sekolah lain, karena jika terjadi penurunan maka bisa digantikan atau digeser oleh sekolah lain.
“Jadi implementasi budaya mutu dan sharing program untuk menuju budaya mutu menjadi hal yang penting”, ujar Anita yang pernah menjadi Kepala SDN Kauman 1 Malang, yang pernah menjadi sekolah dasar negeri rujukan dan pemenang lomba sekolah berbudaya mutu untuk semua kategori di tingkat nasional.
Anita menuturkan, bahwa budaya mutu kuncinya pada anak-anak yang berkarakter. Anak-anak yang berkarakter itulah yang akan menjadi Investistasi bangsa.
“Ilmu itu nomer dua, tapi karakter yang utama. Jangan takut kalau karakter yang diutamakan karena dengan sendirinya ilmu itu juga akan mengingikuti”, tandasnya. (Ina/why)