Unesa.ac.id-Surabaya, Tim Ekspedisi Bengawan Solo Hulu-Hilir Himapala Unesa sudah memasuki hari ke dua puluh. Sepanjang 344 Km telah diarungi oleh tim yang terdiri dari 10 mahasiswa. Menggunakan satu unit perahu karet dan satu unit perahu rakit berbahan pipa nantinya akan mengarungi total 498 Km. Titik awal pengarungan dimulai di Bendungan Serbaguna Wonogiri dengan dilepas oleh pihak Perum Jasa Tirta. Target pengarungan hingga 25Km per hari dengan estimasi belum ada kendala yang berarti.
Sejak dari hulu hingga wilayah Sukoharjo, tim menemui Daerah Aliran Sungai (DAS) dipenuhi oleh batuan padas dan pendangkalan sungai oleh batuan kecil dan tanah yang berjarak kurang dari 1KM di tiap batuan hingga menciptakan riam-riam air yang cukup membuat perahu rakit tidak dapat melaju dengan lancar. Memasuki daerah Surakarta-Karanganyar-Sragen batuan padas semakin banyak dan menciptakan riam-riam air yang lebih besar, tak jarang tim harus mengangkat perahu dan logistik ke darat terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan pada perahu. Memasuki minggu ketiga pengarungan, tim melintasi kawasan Bojonegoro, Jawa Timur yang memiliki penampang sungai yang lebih lebar dan sungai yang cukup dalam, angin kencang dari arah berlawanan juga cukup menghambat perjalanan tim, hingga sampai di desa Cangaan, Kanor, Bojonegoro tim merencanakan akan tiba di desa Ujung Pangkah, Gersik pada tanggal 13 Agustus 2018.
Selain mengarungi Bengawan Solo tim ekspedisi juga memiliki tujuan lain dalam kegiatan ini yakni melakukan penelitian kualitas air sekaligus mengamati adanya pencemaran air sepanjang hulu-hilir bengawan solo. Hasilnya tim mulai menemukan pencemaran sungai sejak daerah Sukoharjo, Jawa Tengah hingga daerah Ngawi, Jawa Timur. Pencemaran sungai didominasi oleh limbah rumah tangga hingga limbah industri rumahan dan pabrik sepanjang Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, limbah industri yang ditemukan adalah limbah industri tekstil dan limbah bahan kimia. Sejak wilayah Sragen hingga Ngawi warna air sungai hitam pekat disertai bau menyengat apabila menyentuh kulit maka akan terasa gatal dan air sungai sudah tidak layak konsumsi, selain itu tim juga kerapkali menemui ikan-ikan di sungai munggut akibat dari pencemaran limbah industri.
Hasil dari pengarungan ini akan menjadi bahan tim ekspedisi Bengawan Solo Hulu-Hilir untuk dijadikan sebuah buku. Nantinya buku ini siap disebarkan sebagai bahan bagi lingkungan, relawan, akademisi dan masyarakat pada umumnya sehingga tim memiliki pesan tersendiri kepada seluruh khalayak umum bahwa saat ini Bengawan Solo mengundang perhatian khusus ketika sudah banyak kerusakan lingkungan yang terjadi. (why)
Tim Ekspedisi Bengawan Solo Hulu-Hilir Himapala Unesa 2018 Temui Limbah Pencemaran Air Sepanjang Pengarungan

05 August 2018