21 November 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Menjadi pelatih cabang olahraga Rugbi 7s bukan perkara mudah. Tanggung jawabnya besar dan harus siap terjun ke mana saja kompetisi cabor itu digelar. Kendati demikian, Rizki Satrio Utomo tidak mengabaikan kuliahnya. Justru dia bisa mengakhiri studinya dengan mulus plus predikat cumlaude (IPK, 3,82) dan jadi lulusan terbaik Universitas Negeri Surabaya pada wisuda ke-104.
Selama menjadi mahasiswa prodi S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga (FIO), Rizki punya prinsip bahwa kuliah itu tidak cukup hanya dengan datang, duduk, mendengarkan, lalu pulang dan mengerjakan tugas atau laporan. Kuliah selain harus belajar di dalam kelas juga perlu ditunjang dengan kegiatan positif di luar kelas. Bisa ikut komunitas, organisasi atau kegiatan positif lainnya.
Rizki sendiri aktif mengembangkan diri di UKM Olahraga Rugbi. Bahkan menjadi ketua UKM Rugbi periode 2019-2020. “Alhamdulillah banyak sekali pengalaman di sana. Harus melatih, menjadi pembina, dan menjadi orang tua bagi temen-temen,” ucapnya. Kepercayaan sebagai ketua UKM tersebut benar-benar dimanfaatkan Rizki untuk membawa nama Unesa di kancah internasional, bahkan timnya pernah berlaga dalam kejuaraan di Malaysia.
Banyak prestasi yang sudah diraih pria kelahiran Bojonegoro, 27 Juli 1999 itu. Dia pernah menjadi atlet nasional Rugbi. Pernah juara 2 dalam Central Asia Rugby 7s Tournament Uzbekistan (2018), juara 2 dalam Sri Lanka Rugby 7s Friendly Encounter (2018), juara 3 National Championship Rugby U-19 (2019), dan juara 2 National Championships Universities Rugby 7s (2019).
Selain itu, pernah menjadi coach Aerobic and Gymnastic, coach S&C Level 1 National 2019, Masseur Level 1 National 2019, atlet pra-PON Rugby 7s 2019, coach pra-PON Rugby 7s 2019, coach World Rugby Level 1 S&C 2020, coach World Rugby Level 2 2022, LO Asian Rugby Sevens Trophy 2022, Koordinator GIR Jawa Timur 2020 dan masuk tim Biomekanik DBON 2022.
Sebagai informasi, Rugbi atau Rugby dalam bahasa Inggris merupakan olahraga asal Inggris yang dimainkan oleh dua tim. Setiap tim mencoba mencetak skor dengan cara menyepak, melontar, atau membawa bola sehingga mereka dapat menyepak untuk melepaskan gol lawan atau menyentuh di belakang garis lawan. Yang mencetak poin paling banyak menjadi pemenang.
***
Selain itu, Mafulatul Ainiyah juga berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat pujian pada prodi S-1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Mafulatul Ainiyah terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Dia anak pertama. Sang Ayah bekerja di salah satu bengkel cat mobil, sedangkan Ibu hanya sebagai penjahit rumahan. Di sela-sela kesibukan kuliah, perempuan yang akrab disapa Ainiyah itu selain membantu orang tua juga part-time sebagai guru Al-qur’an di dekat rumahnya.
Perempuan asal Sidoarjo itu juga mengajar les privat, guru ekskul di SMA Lab Unesa, hingga berjualan kue di sekitar kampus. “Semua dilakukan demi membantu ekonomi orang tua. Meskipun ada beasiswa, tetapi saya harus belajar dan bekerja keras,” ucapnya.
Tidak puas diri dengan kuliah, Ainiyah pun harus aktif di organisasi internal seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan pernah sebagai staf di Departemen Agama, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebagai komisi Advokasi, Lembaga Dakwah Kampus sebagai kepala departemen dan prestasi, IPPNU Unesa.
Kiat Lulusan Terbaik
Keterlibatan dalam organisasi membuatnya belajar banyak pengalaman yang mengantarkannya bisa meraih prestasi seperti juara 1 lomba bisnis tingkat jurusan dan juara 1 lomba kepenulisan di Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo. Selain itu, dia sering juga menjadi narasumber kepenulisan, teknik olah vokal di bidang MTQ, hingga pernah menjadi juri MTQ di Unesa.
Di balik pencapaiannya, ada beberapa kiat yang selalu Ainiyah terapkan. Pertama, menetapkan goals. Tujuan ini agar tindakan terarah ke satu titik sasaran. Dengan tujuan yang jelas dapat menjadi motivasi untuk ikhtiar. Kedua, breakdown goals atau tujuan tersebut lebih spesifik menjadi beberapa langkah dan dengan timeline yang jelas.
Ketiga, realisasikan langkah-langkah tersebut mulai dari yang sederhana ke langkah-langkah yang kompleks dan dilakukan secara konsisten. Keempat, evaluasi dari setiap langkah sebelumnya. Kelima, libatkan Tuhan dan berpikir positif.
“Semoga pencapaian ini bisa membahagiakan orang tua dan almamater. Terima kasih para dosen dan teman-teman serta pihak-pihak yang turut membantu dalam perjalanan kuliah saya selama ini. Saya sadar ini bukanlah akhir dari belajar, tetapi justru awal dari belajar yang sebenarnya,” tutup Ainia. [HUMAS UNESA]
Penulis: K Ayunda/Lukman
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Rizki Satrio/Mafulatul Ainiyah