11 June 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA–Suasana sukacita mewarnai Graha UNESA, di Jalan Kampus UNESA, Lidah Wetan, pada Sabtu, 11 Juni 2022. Sebanyak 142 siswa SMA Labschool, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dari program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tampak mengenakan toga tanda kelulusan.
Wisuda periode ke-2 SMA Labschool UNESA tersebut dimeriahkan penampilan musik dan tari tradisional. Kepala SMA Labschool UNESA, Dewi Purwanti, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang mereka usung yaitu “Freedom, Brilliant, and Gold Generation” yang merupakan gambaran dari kesiapan mental, masa emas dan impian-impian mereka (lulusan) yang menggebu-gebu.
Gold generation menggambarkan lulusan sebagai generasi terbaik dan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Ia optimistis, lulusan SMA Labschool UNESA siap melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, memasuki karir profesional maupun terlibat di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Kami harapkan, lulusan tidak hanya bisa sukses di dunia kerja atau karir, tetapi lebih jauh lulusan disiapkan menjadi pribadi yang lebih baik, tanggung, kreatif dan memiliki karakter yang kuat serta berguna bagi nusa dan bangsa,” harapnya.
Dinamika zaman ke depan semakin menantang bagi para generasi muda yang baru lulus dari jenjang pendidikan menengah. Karena itulah, para siswa di SMA Labschool benar-benar diberikan bekal yang kuat sehingga ketika lulus, siswa sudah siap menantang dan menjadi pemain kunci pada zamannya.
Dalam menyiapkan lulusan, Labschool punya strategi sendiri yang dikenal sebagai segitiga emas, meliputi peserta didik, orang tua dan tenaga pendidik. Peranan dari ketiganya membantu Labschool secara khusus untuk menyiapkan SDM yang berkualitas guna menangkap momentum Indonesia Emas 2045 mendatang.
Pendidik menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Karena itu, tenaga pendidik di Labschool merupakan SDM-SDM pilihan yang tentu mampu menanamkan karakter dan membekali siswa dengan hard skill dan soft skill. “Guru tidak mengajarkan murid, tetapi lebih kea rah belajar dan berinovasi bersama murid. Di dalamnya ada kolaborasi yang konstruktif dalam melahirkan inovasi,” paparnya.
Selain itu, Labschool UNESA menerapkan sistem digitalisasi sejak 2018, yang pada keseluruhan model pembelajaran menggunakan Ipad/Tab. Bahkan untuk perpustakaan digital telah ditata sedemikian rupa sehingga siswa siswi mudah dalam mengakses bacaan seperti buku pelajaran, novel, cerpen, kumpulan puisi, hingga buku-buku lannya. Hal itu juga sebagai bentuk kampanye untuk tidak menggunakan kertas secara berlebihan sekalipun dalam lingkup pendidikan.
Konsep digitalisasi pendidikan yang kami usung bertujuan untuk meringankan beban wali murid, terutama pembelian lembar kerja siswa (LKS) yang di nilai kurang efisien. Sedangkan Ipad/Tab mungkin mahal di awal, tetapi ketika siswa-siswi itu lulus, mereka tetap dapat menggunakannya untuk kuliah atau kerja.
Paling penting lagi yaitu bagaimana sistem sekolah dalam menanamkan literasi digital dan mengarahkan mereka memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan belajar atau bekerja. Literasi digital penting bagi siswa, karena zaman mereka semua serba digital dan merupakan bagian dari kompetensi yang dibutuhkan abad ke-21.
“Selamat kepada para siswa yang dinyatakan lulus dan ikut wisuda hari ini. Semoga menjadi lulusan yang sukses dan membanggakan almamater, orang tua dan semua. Semoga menjadi generasi yang sukses dan punya kontribusi untuk masyarakat dan negara,” ucapnya. [Humas UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam*
Foto : Dokumentasi Labschool