08 June 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada banyak cara yang bisa dilakukan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menuju kampus kelas dunia. Salah satunya bisa dengan mendayagunakan para alumninya yang bekerja atau berkarir di institusi atau lembaga negara lain.
Itu disampaikan Bagus Muljadi Koordinator UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) usai webinar ‘Partnership Beyond the Nation to Support World Class University’ di Lantai 11, Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Senin (06/06/2022).
“UNESA punya beberapa alumni yang berkarir di luar, seperti Doktor Melani, Postdoctoral Society di Nottingham, UK. Ini bisa untuk meng-empower guna membawa best practice dari UK ke UNESA,” ujar pria yang juga merupakan Assistant Professor University of Nottingham, UK itu.
Tujuannya bukan hanya agar Indonesia dan UNESA yang belajar kepada UK dan Nottingham, tetapi juga UK belajar dari Indonesia dan UNESA. Indonesia bahkan UNESA punya sesuatu yang ditawarkan di dunia internasional.
Selain pendekatan alumni, UNESA juga perlu memperkuat dan meningkatkan kerja sama internasional. Kerja sama tersebut memberikan banyak keuntungan. Di antaranya, best practice dari pakar dan kampus-kampus terbaik di dunia bisa diemulasi di UNESA.
Kemudian bisa mempercepat knowledge exchange dan paper yang dihasilkan bisa join paper internasional. “Ini semua bagian penting dari parameter world class university (WCU),” tukasnya.
Kerja sama internasional itulah, kata Bagus, yang berusaha didorong dan dijembatani UKICIS antara kampus-kampus di Indonesia dengan yang ada di Inggris.
Menurutnya, sumber daya manusia Indonesia di luar negeri atau diaspora akademik yang bekerja di Eropa, UK, Australia, Jepang dan negara lain merupakan katalis menuju kampus bertaraf internasional. Karena mereka tahu persis apa yang dibutuhkan dari kampus asalnya dan paham betul universitas atau institusi tempatnya bekerja dan berkarir. Selain itu, diaspora akademik juga bisa mem-bypass birokrasi.
“UKICIS dapat memfasilitasi universitas seperti UNESA untuk bekerja sama dengan universitas yang sudah world class,” terang Bagus, alumni ITB itu.
“Kita mau satu langkah ke depan, agar UKICIS menyertakan sebanyak mungkin universitas di Indonesia. Tidak eksklusif untuk kampus yang rank 10 besar saja apalagi yang hanya di pulau Jawa. Namun semua kampus. Itu yang kita upayakan,” ungkapnya.
Sederhananya, UKICIS berusaha agar tidak ada sekat antar universitas di Indonesia dan negara lain. Antara Nottingham dengan UNESA, UGM dan ITB bisa menjadi satu giant body. Apapun yang menjadi culture suatu universitas bisa dirasakan universitas lain. Ini bukan hanya terkait pengajaran dan riset, tetapi juga aspek ekstrakurikuler.
“Kalau memang nanti ekosistem UKICIS sudah jadi, sport event besar di Universitas Nottingham bisa terekstensi di universitas-universitas Indonesia, salah satunya UNESA,” tutupnya.
Prof Bambang Yulianto, M.Pd., menyampaikan internasionalisasi merupakan bagian dari konsentrasi UNESA dalam beberapa tahun terakhir. Kolaborasi merupakan faktor esensial dalam meningkatkan kualitas kampus.
UNESA berkomitmen bangun kolaborasi dengan banyak kampus untuk kegiatan akademik seperti program kursus dan pendidikan, pertukaran pelajar dan faculty mobility untuk studi dan riset, join konferensi dan publikasi hingga faculty development program.
UNESA juga berkomitmen untuk meningkatkan rank kampus baik nasional maupun internasional. Saat ini, UNESA masuk rank 20 kampus terbaik tanah air dan 19 program studi sudah terakreditasi internasional; AQAS dan ASIIN.
“Kami berharap dalam tiga tahun ke depan, UNESA dikenal sebagai kampus pengajar atau pendidikan terbaik di Indonesia dan bisa menjalin banyak kerja sama dengan institusi lain di dunia,” harapnya. [Humas UNESA]