07 May 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) memperpanjang daftar perolehan prestasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Tim yang terdiri dari Arief Rachman Hakim, Varent Nindy Oktaviani Rusmarlina dan Nuri Fathriya Mardlatillah berhasil mengalahkan sejumlah peserta dari berbagai kampus besar tanah air, termasuk peserta dari UI dan ITB pada babak tiga besar. Mereka keluar sebagai juara dalam kompetisi, Mathematical Modeling Competition (MMC) 2022 oleh Departemen Matematika, Institut Teknologi Bandung (ITB), Maret lalu.
Dosen pembimbing, Dimas Avian Maulana, S.Si., M.Si., mengatakan bahwa MMC merupakan bagian dari MCF (Mathematic Challenge Festival) yang rutin diselenggarakan ITB. Semula merupakan kompetisi tingkat nasional, tahun ini dinaikkan levelnya menjadi tingkat internasional. Pada kompetisi ini, peserta diberikan topik, Mathematical Modeling atau Model Matematika. “Dalam Matematika itu ada beberapa cabang keilmuan, di antaranya ada Matematika murni dan terapan. MMC ini itu masuk ke Matematika terapan yang tidak terlalu banyak rumus,” paparnya.
Arief Rachman Hakim menjelaskan, bahwa mereka mengikuti lomba tersebut untuk mengasah kemampuan dan kreativitas. “Jarang sekali kan ada info lomba modelling untuk Matematika. Jadi excited buat ikut, ditambah seru banget karena semua partisipan baik dalam atau luar Indonesia bisa ikut. Ngomong-ngomong sekalian mengecek kemampuan dan kreativitas menyelesaikan problem dengan model Matematika,” katanya.
Pada kompetisi tersebut, Arief dan dua temannya mengikuti beberapa tahapan; mulai dari pengiriman laporan pada tanggal 17 Februari, kemudian seleksi final 3 besar pada 12 Maret, dan masuk final presentasi berbahasa Inggris pada 20 Maret. Lalu, pengumuman juara pada 27 Maret. Sebenarnya, Tim Arief tak menyangka bisa masuk tiga besar bersama peserta dari UI dan ITB. Terlebih bahan dan persiapan peserta dari dua kampus tersebut apik dan ciamik. Dengan kepercayaan diri yang tinggi dan gaya presentasi yang meyakinkan tim juri, mereka akhirnya mengalahkan dua peserta lainnya dan berhasil keluar sebagai juara.
“Persiapan kami lumayan ya dibantu pembimbing. Termasuk topik yang akan diberikan ke panitia. Setelah ada topik lalu mencari referensi untuk konstruksi model perlombaan. Terlebih, topik lomba termasuk baru bagi kami. Jadinya, diskusi berhari-hari dengan teman-teman dan pembimbing, matangkan konsep dan topi selama persiapan akhirnya berbuah manis juga,” ujar Arief.
Selama persiapan, kata Arief, tim sempat mengalami kendala, di antaranya software yang digunakan untuk simulasi program harus menggunakan software yang mumpuni yang biasanya dari kampus. Namun, karena tidak memungkinkan, mereka berinisiatif menggunakan software laptop masing-masing dan ternyata berhasil. “Kendala dari luar termasuk software bisa teratasi. Ada kendala yang lebih menantang lagi ternyata, yaitu dari sendiri sendiri, rasa malas, mager. Berkat motivasi sesama anggota dan pembimbing serta mengingat tujuan mengikuti lomba, akhirnya kami bisa bangkit dan buktikan kalau kami bisa,” paparnya.
Menurut Dimas, kunci terpenting dalam mengikuti kompetisi yaitu rasa percaya diri yang harus selalu ditanam dan dipegang teguh. Terkadang banyak peserta yang nyalinya ciut duluan ketika melihat lawan, padahal sebetulnya mereka mampu dan bahkan lebih dibanding lawan-lawannya. “Pada intinya jangan sampai rasa takut mengalahkan segalanya. Itu yang selalu kami tanamkan pada mahasiswa dan tim,” ungkapnya.
Ia berharap, mahasiswa UNESA semakin banyak yang berminat mengikuti kompetisi Matematika. Sebab, ada privilege bagi yang mengikutinya dan itu dapat memudahkan proses belajar dan berkarir ke depan. Misalnya, memudahkan dalam mengikuti magang kerja atau yang lainnya. “Lomba kan tidak harus cari menang, tetapi yang paling penting adalah pengalaman. Peserta bisa banyak belajar dengan peserta lainnya, beradu gagasan dll,” ucapnya. Ternyata, bukan kali ini saja tim UNESA menjadi juara. Sebelumnya, pada 2016 sempat memperoleh juara 2 pada kompetisi yang sama dengan format yang berbeda. [Humas UNESA]
Penulis: Azhar
Editor: @zam*
foto : Dokumentasi Pribadi