04 February 2024


Unesa.ac.id, SURABAYA–Kabar membanggakan datang dari siswa SMA Labschool Unesa. Pasalnya, siswa yang bernama Tjokorda Tristan Kevala Arthana dari kelas 11 Bikifimae (Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, dan Ekonomi) itu menjadi delegasi Indonesia dalam Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia pada 26-28 Januari 2024 lalu.
AYIMUN merupakan forum internasional di mana mentalitas pemuda dalam kepemimpinan, negosiasi, dan diplomasi akan dikembangkan dalam Model United Nations. Forum ini bertujuan untuk melibatkan para pemimpin pemuda dari seluruh dunia dan menyediakan wadah untuk berbagi perspektif dan pendapat dalam memecahkan masalah-masalah dunia.
Pada tahun ini, event yang diselenggarakan International Global Network itu diikuti sebanyak 593 delegasi dari 44 negara. Tjokorda Tristan Kevala Arthana mewakili Indonesia dalam kegiatan tersebut.
Bersama sejumlah delegasi negara lainnya, Tristan belajar banyak hal tentang diplomasi dan tugas-tugas seorang diplomat. Bahkan, dia terlibat dalam simulasi sidang atau konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mana peserta saling berkompetisi untuk menjadi delegasi terbaik.
Dalam konferensi ini, peserta berdiskusi mengenai isu-isu hingga peristiwa yang hangat diperbincangkan di dunia. Dalam simulasi itu, peserta terbagi ke dalam council atau badan seperti UNESCO, UNICEF, WHO, INTERPOL, IMF, dan UNDRR. Setiap peserta atau badan membahas topik yang berbeda-beda.
“Saya menjadi council Interpol representing The Netherlands atau Belanda. Simulasi ini saya jadi bisa bertukar pikiran dengan peserta dari negara lain tentang banyak hal. Terlibat dalam percakapan internasional ternyata menarik, jadi banyak wawasan dan punya jejaring,” ucapnya.
Dilanjutkan Tristan, pada kesempatan itu, dia membahas tentang ‘The Development of Technology and Its Threat to Human Security.’ Selama konferensi berlangsung, Tristan berusaha menempatkan diri supaya meminimalisir saling senggol dengan representing negara lain.
Dia menekankan pentingnya saling kolaborasi. “Ada namanya present atau present of voting. Present bisa gak milih. Awalnya saya present terus, tujuannya untuk menjaga netralitas negara saya dulu. Gak mau cepat-cepat ambil sisi, karena gak tahu aliansi ini siapa saja dan jawaban mereka sama gak dengan saya,” ujarnya.
Tristan menambahkan bahwa setiap peserta delegasi diwajibkan untuk membuat draft resolution sebagai hasil akhir dari pembahasan atau diskusi selama konferensi. Baginya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan global, mengetahui dan mendiskusikan isu-isu sorotan dunia mutakhir.
Pentingnya kegiatan itulah, Tristan melakuan persiapan jauh-jauh hari seperti belajar public speaking berbahasa Inggris, mempelajari sistem mekanisme MUN, ikut paket bimbel GLOBY, menulis position paper, dan melakukan extensive research tentang topik yang dibahas dan negara yang akan direpresentasikan.
“Saya sudah lama mengetahui tentang kegiatan MUN. Saya sangat tertarik mengikuti acara itu. Sudah siap dan percaya diri pada keterampilan public speaking dan bahasa inggris saya. Hal itu juga didukung dari acara-acara level internasional yang pernah saya ikuti,” ucapnya dengan penuh percaya diri.
Selain itu, Ibunya juga menjadi sumber inspirasinya. Dukungan dan dorongan dari orang tua memacu semangatnya agar bisa mengikuti MUN. Dia ingin membawa nama sekolah dan negaranya tercinta dalam kegiatan bertaraf internasional itu.
Tantangan yang dihadapi dalam konferensi MUN adalah saat proses penelusuran informasi sebuah negara. Dia mengaku cukup menantang dari awal terkait hal-hal yang didiskusikan bersama dengan delegasi lainnya.
“Proses research (penelusuran) informasi tentang negara Belanda menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena council Interpol bukan bidang yang saya geluti. Dia diharuskan berpikir sebagai diplomat negara, bukan hanya sebagai individu.
“Jadi, saya juga harus memahami cara berpikir negara lain ketika konferensi berlangsung. Tujuannya supaya bisa beraliansi dengan mudah. Saya juga harus berusaha lebih keras untuk menunjukkan suara saya saat sedang beraliansi. Keterampilan berkomunikasi menjadi poin utama yang saya butuhkan,” kata Tristan. []
***
Reporter: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tristan/AYIMUN