05 April 2024


Koorprodi D-4 Kepelatihan Olahraga UNESA, Dr. Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., AIFO., jelaskan tentang manfaat puasa untuk membentuk berat badan ideal.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Menjalankan puasa, selain memiliki dampak spiritual yang mendekatkan diri kepada sang Pencipta, juga punya segudang manfaat bagi kesehatan. Hal itu diungkapkan, Koordinator Program Studi (Koorprodi) D-4 Kepelatihan Olahraga, Fakultas Vokasi, UNESA, Dr. Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., AIFO., dalam Webinar Nasional HMP Kepelatihan Olahraga, Vokasi UNESA akhir Maret lalu.
Dalam webinar yang dihadiri peserta dari berbagai daerah bahkan dari Malaysia itu, Kunjung Ashadi menekankan bahwa puasa berdampak signifikan terhadap kesehatan tubuh dan kesejahteraan psikologis. Manfaat puasa di antaranya bisa menjaga kesehatan jantung, hingga bisa menjadi momentum untuk membentuk berat badan atau badan ideal.
Puasa juga mampu menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan gula dalam tubuh. Terdapat banyak penelitian terkait puasa yang memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh. Bahkan, dalam waktu tiga minggu, penurunan kadar kolesterol bisa mencapai 10% dan 14% untuk trigliserida atau gula dalam tubuh.
Kunjung Ashadi menekankan, puasa berperan dalam meningkatkan hormon endorfin dan serotonin, yang dapat meningkatkan perasaan bahagia. Hal ini terbukti dengan pengalaman positif saat berbuka puasa, di mana seseorang merasakan kepuasan yang meningkatkan kedua hormon tersebut.
"Tak hanya itu saja, puasa membantu menurunkan hormon epinefrin dan dopamine, yang dapat mengurangi rasa cemas," ujarnya.
Dosen dengan sertifikasi ahli ilmu faal olahraga itu juga menyinggung tentang konsep negara-negara "Blue Zone", yang dikenal memiliki penduduk dengan umur panjang dan kesehatan yang baik pada usia tua.
Istilah 'Blue Zone' sendiri merujuk pada wilayah di dunia di mana orang-orang memiliki harapan hidup yang tinggi dan tingkat kesehatan yang baik hingga usia lanjut.
Kunjung Ashadi menyampaikan sembilan tips yang dapat meningkatkan harapan hidup dan kesehatan seseorang, termasuk mengurangi stres, memiliki tujuan hidup yang jelas, mengonsumsi makanan nabati dan mengurangi lemak, serta membatasi konsumsi alkohol, khususnya anggur.
Dia juga menekankan pentingnya waktu yang berkualitas dengan keluarga, konsumsi makanan dalam jumlah cukup (hingga 80% dari kapasitas), aktif berjalan kaki daripada menggunakan transportasi, menciptakan lingkungan yang positif, dan memperbanyak ibadah sesuai dengan kepercayaan individu.
Mengubah mindset sangat penting untuk mencapai berat badan yang ideal, baik saat berpuasa maupun di luar puasa. Dia menekankan pentingnya memiliki tujuan yang jelas dan kuat untuk mencapai umur panjang dan kesehatan yang baik.
"Perlu juga motivasi bertahap, seperti menonton gaya hidup sehat dan menerapkannya secara perlahan dan konsisten," ujarnya.
Indikator Massa Tubuh
Dosen Ilmu Gizi Olahraga Universitas Negeri Surabaya, Cleonara Yanuar Dini, S.Gz., M.Sc., Rd. paparkan tentang pentingnya Indeks Massa Tubuh
Dalam konteks penilaian berat badan ideal, Cleonara Yanuar Dini, S.Gz., M.Sc., Rd., Dosen Ilmu Gizi Olahraga UNESA, juga menyoroti pentingnya Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai salah satu indikator utama.
Berat badan ideal tidak hanya ditentukan jumlah kilogram, tetapi juga oleh komposisi massa tubuh yang melibatkan massa tulang, massa lemak, massa otot, dan organ-organ internal lainnya.
Cleonara menjelaskan bahwa puasa memiliki dampak signifikan terhadap penurunan berat badan secara otomatis. Hal ini disebabkan oleh ketosis, yaitu proses di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi karena kurangnya asupan makanan.
Namun, dia mengingatkan bahwa penting untuk membatasi konsumsi makanan dan menyeimbangkannya dengan aktivitas fisik untuk mencapai hasil yang optimal.
"Aktivitas fisik rutin juga harus seimbang dengan asupan makanan apalagi setelah puasa dilakukan seperti jalan kaki sebanyak 10 ribu langkah per hari yang bisa membantu menjaga keseimbangan energi dalam tubuh dan mendukung pencapaian berat badan yang ideal," terangnya.
Pola Istirahat dan Latihan
Dosen Kepelatihan Olahraga, Rizky Muhammad Sidik, S.Pd., M.Ed., menjelaskan tentang pola istirahat dan rutinitas latihan.
Dalam konteks pentingnya aktivitas fisik dan olahraga untuk menjaga kesehatan dan mengatur berat badan, Rizky Muhammad Sidik, S.Pd., M.Ed., dosen kepelatihan olahraga, menyoroti pentingnya istirahat dalam rutinitas latihan. Menurutnya, aktivitas fisik seperti olahraga membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar tubuh dapat pulih dan berkembang secara optimal.
"Tidak disarankan untuk berolahraga setiap hari tanpa adanya jeda istirahat, karena hal ini dapat meningkatkan risiko cedera dan kelelahan dan penting untuk peregangan sebagai bagian dari rutinitas latihan," pungkasnya.
Dia menekankan bahwa peregangan sebelum dan setelah berolahraga memiliki peran penting dalam mengurangi risiko cedera otot dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Dengan melakukan peregangan secara teratur, individu dapat mempersiapkan tubuh mereka dengan baik sebelum berolahraga serta membantu dalam pemulihan dan relaksasi setelahnya.
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, diharapkan masyarakat dapat memahami manfaat puasa secara keseluruhan di samping menjalankan ibadah. Tak hanya itu, dengan mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan dapat menjaga kesehatan tubuh baik saat berpuasa dan setelah berpuasa. []
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam* (FIP)
Foto: Dokumentasi Tim Humas