12 April 2024


Setelah merasakan momen kebersamaan bersama keluarga di kampung halaman, saatnya kita kembali ke tanah tempat berkarir. Dengan kondisi arus balik yang serba padat, jangan lupa hati-hati, jaga kesehatan dan sabar di jalan (ilustrasi: Freepik)
Unesa.ac.id, SURABAYA—Setelah menikmati momen lebaran Idulfitri bersama keluarga di kampung halaman, pemudik kini mempersiapkan diri untuk kembali ke tanah rantau. Sebelum menempuh perjalanan kembali, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perjalanan di tengah arus balik aman dan lancar.
Dosen psikologi, Fakultas Psikologi, UNESA, Siti Jaro'ah, S.Psi., M.A., mengatakan bahwa atmosfer arus balik memiliki kemiripan dengan kondisi arus mudik di mana pemudik sama-sama membawa bawaan.
"Mudik kita bawa oleh-oleh dari kota ke desa, arus balik kita bawah buah tangan dari desa ke kota. Kendaraan biasanya full orang dan barang. Ada anak kecil, termasuk yang pake motor, semua harus ekstra hati-hati," ucapnya.
Menghadapi arus balik yang juga diprediksi padat, perhatian terhadap kesehatan dan kebugaran fisik menjadi kunci utama. Kondisi fisik yang tidak prima dapat meningkatkan tingkat emosi dan stres, terutama dalam cuaca yang panas di siang hari.
Dosen kelahiran Blora itu menekankan istirahat yang cukup sangat disarankan sebelum dan selama perjalanan. Hal itu sangat diperlukan, bahkan jika merasa masih kuat, karena memaksakan diri dapat membahayakan.
Ia juga menyarankan agar pengendara dapat menentukan target istirahat setiap beberapa jam, sebagai upaya untuk menjaga kebugaran dan keselamatan dalam perjalanan.
Siti Jaro'ah mengajak semua untuk menanamkan prinsip 'alon-alon tapi kelakon' yang apabila terburu-buru untuk mencapai tujuan dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan menurunkan tingkat ketenangan dalam berkendara.
Dalam menghadapi situasi di jalan raya yang mungkin memancing perasaan kesal atau marah akibat perilaku pengendara lain, ia memberikan saran untuk tetap fokus pada kendaraan sendiri dan diri sendiri.
"Kita tidak memiliki kendali atas cara berkendara orang lain, namun yang bisa kita kendalikan adalah perilaku kita sendiri di jalan," ucapnya.
"Jalan itu tempat bertemunya banyak watak, ada yang ugal-ugalan, tidak sabaran, dan sebagainya. Kita mesti lebih sabar dan menghindari konflik dan fokus pada keselamatan pribadi dengan menghindari interaksi yang berpotensi memicu emosi negatif," bebernya.
Siti Jaro'ah berpesan agar pengendara menghitung estimasi jarak tempuh dan mempertimbangkan medan yang akan dihadapi. Menurutnya, setiap pengemudi perlu memiliki pemahaman yang baik tentang berapa lama perjalanan yang akan ditempuh, serta bagaimana rute dan medan yang akan dilalui.
Dengan demikian, pemudik akan lebih siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi di jalanan. Selain itu, persiapan kendaraan juga tidak boleh diabaikan, dengan melakukan perawatan yang tepat sebelum perjalanan untuk mengurangi risiko terjadinya kerusakan atau masalah lain di tengah perjalanan.
Ia juga memberikan tips terkait penerapan teknik relaksasi yang efektif yang dapat diterapkan oleh pengendara untuk mengurangi tingkat stres dan kelelahan saat perjalanan.
Salah satu dan utama yakni pada latihan pernapasan. Menurutnya, pengendara dapat mengurangi tingkat stres dengan berlatih pernapasan dalam dengan teratur.
Ketika menghadapi situasi yang menyebalkan seperti perilaku ugal-ugalan dari pengendara lain di jalan, pengendara dapat mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
Dengan mengulangi latihan pernapasan ini secara teratur, diharapkan pengendara akan dapat menjaga ketenangan dan konsentrasi mereka di jalan. []
*
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Ilustrasi: Freepik