07 December 2025


Unesa.ac.id., SURABAYA—Prodi S-1 Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyuguhkan drama musikal bertajuk ‘Gending Sriwijaya: The Rise of A Timeless Kingdom’ di Graha Sawunggaling, Unesa Kampus II Lidah Wetan, Surabaya, pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Pertunjukan persembahan mahasiswa angkatan 2022 ini menceritakan tentang perebutan tahta Kerajaan Sriwijaya, pertaruhan cinta, kasih sayang, dan nyawa. Welly Suryandoko, Koorprodi S1 Sendratasik, menyampaikan bahwa pagelaran Gending Sriwijaya menjadi pengayaan akhir pembelajaran mahasiswa angkatan 2022 setelah banyak menjalani aktivitas di luar kampus, seperti magang dan mengajar.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pemantapan kompetensi sebelum mahasiswa menyelesaikan studi. Pementasan tersebut, lanjutnya, merupakan kolaborasi mata kuliah Teater Digital dan Tata Artistik yang diampunya bersama Syaiful Qadar Basri.
Kendati dijalankan di tengah beban 14 SKS dan persiapan tugas akhir, ia mengapresiasi usaha mahasiswa yang mampu menyajikan karya dengan utuh melalui proses kreatif yang intensif.
Menurutnya, pertunjukan ini mengusung lokalitas Sumatera dalam bentuk teater bangsawan yang dipadukan dengan dramaturgi konvensional dan digital. Pendekatan tersebut menunjukkan kekuatan Unesa dalam menghasilkan inovasi karya seni yang relevan dengan perkembangan keilmuan.
Sementara itu, sutradara drama musikal asal Palembang tersebut, Yusuf, menyampaikan pemilihan untuk mengangkat cerita ini lantaran ingin membawa cerita dan konsep pertunjukan di luar Jawa. Ia dan timnya mengetahui cerita tersebut dari film dan baru pertama kali dipentaskan dalam bentuk teater di Yogyakarta.
“Kami memilih mengangkat cerita Gending Sriwijaya karena ingin menghadirkan konsep dan cerita di luar Jawa. Cerita ini kami kenal melalui film dan sebelumnya baru dipentaskan dalam bentuk teater di Yogyakarta. Dengan demikian, kami menjadi pihak kedua yang membawakan Gending Sriwijaya ke panggung teater setelah Yogyakarta,” bebernya.


Sementara itu, untuk proses produksi, menurut Yusuf tidak ada kendala yang terlalu berat. Tantangan utama terletak pada proses mapping yang memerlukan perencanaan matang.
Produksi pertunjukan ini digarap Yusuf sebagai sutradara bersama Daniel Arya Nugraha sebagai komposer. Unsur gerak ditangani oleh koreografer Shela Faradila, sementara penataan artistik melibatkan Siti Nur Fitriati sebagai penata kostum, Virdha Annora Zavira pada tata rias, Rizky Arinka Dwi Cahya sebagai penata lampu, serta M. Khoirul Fatikin pada bidang artistik.
Pertunjukan diperkuat oleh jajaran aktor yang terdiri atas Ikmal, Lutfi, Aven, Poppy, Radit, Aldi, Aif, Emi, Sukma, Mayla, Tya, Flamel, Indro, Kaizar, Faiz, Ferdi, Kelpin, Funta, Lugas, Angga, dan Vio, yang bersama-sama menghadirkan keseluruhan konsep pementasan secara utuh.][
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa