17 November 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Guna membekali mahasiswa calon reporter, Divisi Dokumentasi dan Layanan Informasi, UPT Humas UNESA menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung Rektorat UNESA Lidah Wetan pada Rabu, (17/11/2021). Lebih dari 30 peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan itu, mereka adalah mahasiswa aktif yang datang dari berbagai prodi dan jurusan.
Ketua Divisi Publikasi dan Citra Lembaga, Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd., menyatakan, tujuan pelatihan adalah untuk membekali calon reporter dengan pemahaman dasa-dasar jurnalistik, sehingga tidak bingung lagi ketika terjun ke lapangan untuk liputan. Selain itu, juga untuk mengembangkan potensi mahasiswa dalam bidang kepenulisan dan jurnalistik. "Kami wadahi mereka yang berminat dalam dunia jurnalistik untuk mengembangkan diri dan memperdalam ilmu kepenulisan berita bersama teman-teman Humas," ucapnya.
Sementara itu, Gilang Gusti Aji, S.I.P., M.Si., Dosen UNESA sekaligus Ketua Divisi Dokumentasi dan Layanan Informasi menyatakan bahwa tugas humas tidak hanya menjadi penghubung antara lembaga dengan khalayak umum, tetapi juga memegang peran penting dalam mempertahankan hingga meningkatkan citra lembaga. “Reputasi dan citra ini penting dan menjadi kunci kepercayaan publik. Bahkan, HUMAS harus mampu merancang ciri khusus UNESA yang mudah diingat dan dikenal publik,” terangnya.
Salah satu strategi timnya dalam meningkatkan citra yaitu memanfaatkan media sosial. Akun-akun medsos official lembaga seperti Youtube, Instagram, Tiktok, Twiter dan lainnya diwarnai dengan konten-konten menarik seputar agenda, kebijakan hingga inovasi dan prestasi civitas academika. “Isi konten tak bisa sembarang, kami bahkan melakukan riset dulu agar konten bisa diterima dan pengunjungnya pun banyak,” terangnya.
Pada kesempatan itu, para peserta menerima bekal cara dan strategi menulis berita dan rilis kehumasan. Gaya penulisan berita lembaga memiliki perbedaan dengan berita perusahaan media. Selain berbeda tujuan juga berbeda paradigmanya. Dalam menjalankan tugas liputan, reporter mula-mula harus merancang atau merencanakan liputannya, data apa yang dicari dan kepada siapa data itu diperoleh. Kemudian melakukan reportase sesuai rencana. Setelah data terkumpul dan mumpuni, reporter harus segera menulisnya dan mengirimnya ke bagian redaksi agar segera diproses dan dipublikasi.
Tugas reporter humas, lebih banyak meliput kegiatan atau event seperti talkshow, pelatihan, seminar, webinar, lomba hingga MoU kerja sama. Selain itu, juga tentang prestasi, inovasi, kebijakan kampus dan pendapat pakar terhadap isu-isu mutakhir. Agar memudahkan dalam proses liputan, jurnalis harus memahami unsur penting dari kegiatan, mulai dari nama agenda, latar belakang, tujuan, peserta dan hal-hal yang dibahas di dalamnya. “Rencanakan liputan, buat bagan pertanyaan atau data apa yang dicari itu bisa memudahkan di lapangan,” ujar Hisyam, salah satu pemateri.
Dalam menulis berita, reporter bisa menggunakan langkah atau beberapa strategi, yaitu menulis dengan mengikuti alur bagan pertanyaan yang dibuat sebelumnnya. Misalnya, dimulai dari penyelenggara acara, nama acara, tujuan acara, kapan dan di mana serta melibatkan siapa saja dengan harapan apa. Unsur-unsur itu bisa menjadi struktur dalam membuat lead berita. Begitupun menulis tentang inovasi, kebijakan dan prestasi. Bisa diawali dengan pelaku atau pembuatnya, apa dan dibuat dari apa dengan tujuan apa serta sederet unsur penting lainnya.
Pada sesi selanjutnya, peserta mendapatkan bekal teknik fotografi kehumasan dari A. Rohman, Jurnalis Senior dan Redaktur Duta Masyarakat. Dalam memotret kegiatan atau mengambil gambar tidak bisa sembarang. Foto yang dihasilkan harus merepresentasikan tujuan liputan. Foto harus mampu bercerita kepada pembaca atau siapa saja yang melihatnya. Foto yang hidup lahir dari pengambilan sudut, komposisi dan momentum yang tepat. “Jika tidak punya kamera, pake hp pun tidak apa-apa, yang penting paham strateginya,” tuturnya.
Kemudian, bagi yang sudah memiliki kamera, perlu mempelajari dan mendalami teknik pengambilan gambar yang baik dan benar. Setidaknya, belajar tentang segitiga sistem pencahayaan dalam fotografi, yaitu ada ISO atau sensor sensitivity, shutter-speed dan aperture. “Memperdalam sistem segitiga ini penting, bisa dilakukan secara mandiri di rumah,” pesannya.
Kemudian pada sesi akhir, peserta juga menerima materi cara penulisan feature dan resensi dari Basyir Aidi, Koordinator Majalan UNESA. Secara umum, menulis feature dan resensi hampir sama dengan menulis berita, tetapi unsurnya dan kerangkanya yang berbeda. Feature biasanya dikemas dalam bentuk uraian kalimat bernada santai dan mengalir. Sering mengangkat sisi lain dari peristiwa atau sisi human interest dari sebuah kejadian. Gaya narasi yang sama juga bisa diterapkan dalam menulis tentang inovasi dan prestasi.
Dari materi yang disampaikan itu, peserta juga langsung melakukan praktek menggali data, wawancara narasumber hingga cara penulisannya yang langsung dibimbing Basyir Aidi dan tim. Prima berharap, lewat pelatihan itu, mahasiswa tidak hanya mampu menjalankan tugas-tugas reportase di UNESA, tetapi juga, pemahaman dan keterampilan itu bisa dimanfaatkan untuk karir mahasiswa ke depannya. “Keinginan kami memang agar mereka bisa menambah pengalaman dalam bidang jurnalistik, nanti ketika terjun sebagai jurnalis yang profesional, mereka sudah siap secara mental pun kompetensinya,” pungkasnya. (Humas UNESA).
Penulis: Hasna
Editor: @zam*