09 September 2021


Unesa.ac.id, Surabaya - Konsep Sekolah Rimba yang digagas oleh Butet Manurung menginspirasi program studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) untuk berbagi cerita dalam acara Kuliah Umum dengan Tema Pemenuhan Hak Pendidikan Warga Negara Indonesia yang Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Acara ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 2 September 2021 melalui platform Zoom.
Sekolah Rimba dengan nama Sekola Institute yang digagas oleh Butet Manurung memiliki keistimewaan dibanding sekolah pada umumnya, karena menjadi lembaga pertama di Indonesia yang berfokus pada pendidikan masyarakat adat dan kini telah menjangkau 17 titik lokasi di berbagai daerah Indonesia, seperti Sokola Neuheun, Sokola Lamno, Sokola Asmat, Sekolah Ijo dan lain-lain.
Ia menceritakan secara detail mengenai proses yang Ia lakukan sehingga membuat masyarakat dapat menerima kehadirannya hingga setelah menempuh berbagai dialog, diskusi dan saling memahami untuk mengetahui kondisi masyarakat, memahami keperluan masyarakat, akhirnya lambat laun terciptalah kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan yang sesuai dengan kondisi, lingkungan dan masyarakatnya.
“Ada 4 tahapan dalam pengembangan sekolah ini, pertama dasar dengan melakukan riset tentang pembelajaran sebelum menerapkan pembelajaran, kedua terapan yang mencangkup pengetahuan internal (dari tetua adat) dan eksternal dengan keterlibatan kita untuk menyesuaikan tahapan riset dengan keperluan yang dibutuhkan sesuai dengan tahap dasar lalu yang terakhir adalah advokasi dan pengorganisasian dimana kami tentang organisasi dan bagaimana komunitas dapat berjalan untuk memberi tahu bagaimana mereka mendapatkan haknya sebagai warga negara dan masyarakat. Seperti cara mengakses rumah sakit yang selama ini menjadi kendala karena ketidaktahuan akses” ungkap Butet.
Dalam pertemuan zoom yang dihadiri lebih dari 200 orang ini, Ia juga menanamkan pesan bagi mahasiswa PPKN Unesa yang ke depannya akan menjadi guru bangsa untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap tantangan ketika menghadirkan inovasi pembelajaran. “Awalnya motivasi saya adalah petualangan dan saya beranggapan bahwa ini adalah cita-cita saya, dulu juga saya sering packing ransel untuk pulang karena diusir tapi setiap pulang saya selalu merasa ragu dan yakin bahwa ini impian saya, passion saya, maka hati saya selaku tergerak untuk kembali” ungkapnya.
Pada awalnya motivasi saya adalah petualangan dan ini cita-cita saya.
dulu sering packing ransel untuk pulang karena diusir. Tp setiap pulang saya merasa ragu karena ini adalah impian saya, passion saya. Kalua saya pulang dan menyarah saya yakin nantinya pasti akan menyesal. Jadi saya balik lagi. awalnya seringa da konflik karena dicurigai tapi selalu hati saya kembali
Dosen PPKN, Imam Purba pun mengamini tentang kesesuaian konsep Sekolah Rimba dengan prinsip Merdeka Belajar, “Bahwasanya pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keberagaman yang dimiliki oleh masing-masing siswa” tutupnya. (humas unesa)