03 July 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC), Pusat Pembinaan Ideologi (PPI), dan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UNESA menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Pemuda Melawan Narkoba” pada Sabtu (03/07/21).
Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu ada Totok Sumariyanto, S.H., M.H. selaku Penyidik Madya DIT Narkoba Polda Jawa Timur, Hafid Algristian, dr., Sp.KJ., M.H. selaku Psikiater RS Islam Jemursari, dan penyintas naskoba Herwin Aswir.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes dalam sambutannya memaparkan bahwa isu obat-obat terlarang, seperti narkotika dan sejenisnya saat ini memang tidak terlalu muncul di agenda media maupun publik. Semua atensi dan pikiran pemerintah maupun masyarakat terserap habis pada persoalan wabah Covid-19 yang kian memprihatinkan.
Ia melanjutkan bahwa adanya pembatasan aktivitas di luar rumah, work from home (WFH) dan sekolah secara daring bisa berdampak pada tingkat stres yang dialami masyarakat. Ditambah minimnya kontrol sosial dari masyarakat karna keterbatasan berinteraksi. “Keiatan ini diadakan agar kita selalu mawas diri, tak lengah terhadap narkotika dan sejenisnya. Narkoba masih menjadi ancaman yang nyata terutama untuk mahasiswa,” tuturnya.
Sementara itu, Totok Sumariyanto menyampaikan bahwa tidak ada wilayah yang bersih dari narkoba. Penyebaran narkoba terjadi lewat banyak jalur, di antaranya melalui jalur laut dan pelabuhan tidak resmi (jalur tikus). Menurutnya, hampir seluruh wilayah di Jawa Timur sudah terpapar narkoba. Dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, diperkirakan sekitar 5 juta orang terlibat penyalahgunaan narkoba.
Ada beberapa faktor pendorong kasus narkoba yang semakin banyak itu, di antaranya bisnis yang sangat menguntungkan, lemahnya pengawasan di wilayah laut, udara, dan perbatasan, dan yang terakhir jaringan sindikat naroba mudah merekrut kurir. Sedangkan faktor pendukungnya yakni tingginya angka kemiskinan, ketiadaan sarana publik, rendahnya interaksi sosial masyarakat, serta banyak terdapat tempat kost atau hunian dengan privacy tinggi.
Menurutnya, modus operandi narkotika yang dilakukan adalah dengan merekatkan narkotika pada bagian tubuh tertentu menggunakan alat perekat, penyerahan narkotika dengan cara memasukkannya ke dalam tubuh melalui anus, penyerahan narkotika dengan cara mengirimkan dalam kemasan melalui jasa pengiriman barang domestik, dan sebagainya. “Kerugian penyalahgunaan narkoba sangat besar terutama dari segi kesehatan, sosial ekonomi, dan keamanan yang bisa mengakibatkan hilangnya suatu generasi bangsa ke depannya,” ungkapnya.
Hafid Algristian juga memaparkan bahwa rokok, alkohol, dan ganja adalah zat adiktif (candu) yang paling sering ditemukan pada remaja. Terdapat pengaruh dari luar dan dalam. Pengaruh dari luar contohnya ikut-ikutan teman, meniru perilaku dari keluarga, gampang mendapatkan barangnya, serta pengaruh kultur termasuk iklan. Kemudian untuk pengaruh dari dalam yakni ingin merasakan kesenangan akibat stres yang terlalu tinggi dan tidak mampu menilai resiko.
Sumber stres dan tekanan bagi anak remaja ada tiga yakni tuntutan akademik baik dari sekolah maupun keluarga, tuntutan tren dan pergaulan seperti ingin diakui, dan masalah orang tua yang berdampak pada anak. Ketiga faktor tersebut ketika muncul secara bersamaan anak akan merasa tidak nyaman berada di dunia nyata sehingga resikonya lari ke fantasi lewat memakai barang terlarang untuk lepas dari kenyataan.
Keluarga dapat menjadi sumber kebahagiaan sekaligus kesedihan bagi remaja. Pengawasan dan pendampingan keluarga dapat menghindarkan remaja dari narkoba. “Untuk orang tua, sediakan lingkungan positif sebagai wadah berkembangnya anak agar punya kepribadian yang positif,” tambahnya.
Herwin Aswir juga berpendapat jangan sampai sekali-kali mencoba narkotika, karena itu semua adalah awal penyakit yang susah sekali untuk dihentikan, bahkan sangat bisa menyebabkan kematian.
“Untuk para remaja sebaiknya memilih menggapai prestasi dibandingkan memilih jalur narkoba, karena kalau sudah terkena akan sangat sulit,” ujarnya. “Itu sudah saya alami sendiri bersama dua saudara saya yang sudah meninggal akibat memakai narkoba. Saya akhirnya sadar untuk segera melawan ketergantungan narkoba ini,” pungkasnya. (Aida)