29 June 2021


Unesa.ac.id, Surabaya–Seluruh Civitas Academica Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menerima suntikan vaksin kedua di Gedung LP3M UNESA pada Rabu (23/6/2021). Program vaksin itu diselenggarakan atas kerja sama SMCC UNESA dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
Vaksin kedua tersebut diperuntukkan tenaga kependidikan (tendik) dan karyawan selingkung UNESA yang sebelumnya sudah menerima suntikan vaksin pertama. Jenis vaksin yang diterima yakni Astrazeneca. Program vaksin tersebut merupakan kelanjutan dari vaksin kedua gelombang pertama yang diselenggarakan sebelumnya pada Rabu (23/6/2021) yang khusus untuk para dosen, koordinator dan subkoordinator selingkung UNESA.
dr. Niken Sasadhara Sasmita selaku Ketua Divisi Covid dan Kesehatan SMCC UNESA mengatakan bahwa pemberian vaksin sejauh ini berjalan lancar dan sesuai yang direncakan. Ia melanjutkan bahwa pascavaksin kedua pada umumnya tidak terlalu memiliki efek samping seperti pada suntikan pertama. “Untuk antisipasi gejala apapun pascavaksin, kita sudah menyediakan tim dan cara penanganannya. Tetapi sejauh ini belum ada gejala,“ ujarnya.
Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes mengatakan bahwa vaksinasi itu diperuntukkan seluruh civitas academica UNESA, agar semua bisa aman dan terhindar dari paparan Covid-19 berserta varian-variannya. Meski sudah menerima suntikan vaksin kedua, lanjutnya, protokol kesehatan harus tetap dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, tembok pertahanan diri dari paparan Covid-19 tidak hanya vaksin, tetapi juga disiplin diri dalam menjaga jarak, mengenakan masker ke mana-mana, dan mencuci tangan secara berkala. “Paling aman hindari kerumunan dan keluyuran di luar rumah, jika tidak ada keperluan mendesak. Mendesak harus benar-benar mendesak, bukan pura-pura mendesak,” tegasnya.
Selain itu, upayakan untuk tetap berpikir positif, istrahat yang cukup, dan rutin berolahraga bahagia di rumah masing-masing. “Pandemi Covid-19 ini akan berakhir tidak semata-mata karena vaksin, tetapi juga disiplin diri yang tinggi. Jangan egois dan kita harus sadar diri, prokes bukan semata karena takut disanksi, tetapi untuk kesehatan dan keselamatan bersama,“ tukasnya. (Hasna/zam)