25 April 2021


Unesa.ac.id, Surabaya-Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA) Universitas Negeri Surabaya peringati Hari Bumi dengan menghelat webinar nasional bertajuk “Dinamika Alam dan Sosial: Budaya Sikap Sadar Bencana di Bumi Akibat Ulah Manusia” pada Sabtu (24/4/2021).
Lewat acara tersebut, BEM FMIPA bertujuan untuk mengenali dan mengedukasi masyarakat tentang bencana, dampak dan faktor-faktornya yang sering terjadi akhir-akhir ini. Selain itu, juga mengajak masyarakat untuk memahami dan menyadari cara mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana.
Webinar dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Unesa. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, pemaparan pemateri dan sesi tanya jawab. Adapun yang jadi pemateri adalah Dekan FMIPA Unesa, Prof. Dr. Madlazim, M.Si. dan Mukhtarodin Widodo, S.T., Analis Mitigasi Bencana BPBD Provinsi Jawa Timur.
Madlazim menjelaskan bahwa bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan yang disebabkan oleh faktor alam atau nonalam maupun manusia. Menurutnya, setidaknya terdapat 10 bencana yang sering terjadi di Indonesia yakni banjir, cuaca ekstrim, abrasi, gempa bumi, kekeringan, tanah longsor, kebakaran, tsunami, wabah penyakit, dan gunung meletus.
Karena itu, ia melanjutkan, di tengah ancaman bencana tersebut, perlu adanya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari bencana. Caranya, bisa melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatkan kemampuan menghadapi ancaman bencana. “Bencana terjadi kadang tanpa terdeteksi, karena itu penting adanya upaya mitigasi, sehingga dampak bencana bisa diminimalisir,” tegasnya.
Sementara itu, Mukhtarodin memaparkan, tindakan terhadap resiko bencana dimulai dengan upaya pencegahan risiko yakni menghilangkan ancaman dan kerentanan atau pemicu kejadian bencana. Pengurangan risiko bisa dilakukan dengan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana, pengalihan risiko (asuransi), dan menerima resiko.
“Bencana alam yang terjadi karena ada kerentanan atau vulnerability. Dengan adanya bahaya alam dan diakibatkan oleh ulah manusia maka terjadilah bencana alam,” tuturnya.
Ia melanjutkan bahwa, selain pencegahan risiko, juga penting untuk memahami tahapan manajemen bencana. Pertama, prabencana yakni dengan kesigapan, peringatan dini, dan mitigasi. Kedua, pada saat bencana dengan tanggap darurat. Ketiga, pascabencana yakni rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Dalam penanggulangan bencana, bisa menggunakan strategi utama dalam penanggulangan, mulai dari meningkatkan kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana sampai dengan pengembangan sistem pemulihan bencana,” kata Madlazim. (Madina/zam)