01 April 2021


Unesa.ac.id, Surabaya – Walk for Autism (WFA) kembali diselenggarakan di Unesa. Kali ini PSLD Unesa bekerja sama dengan JCI, dan Dharma Wanita Persatuan Kota Surabaya. Salah satu rangkaian acara tersebut adalah penjurian lomba menghias dan melukis tempat sampah yang dilaksanakan pada Kamis, (1/4/2021) di Lab Merdeka Belajar Unesa Kampus Lidah Wetan.
Dalam acara ini, turut hadir Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa. Ada Dr. Sujarwanto, M.Pd. selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa. Kemudian ada Margareth Srijaya dan Andri President JCI 2021 beserta tim. Ada juga Iis Hendro Gunawan sebagai Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Surabaya dan Dra. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., sebagai Ketua Dharma Wanita Persatuan Unesa.
WFA merupakan salah satu event sosial dari JCI East Java yang biasa dilakukan setiap tahun dalam rangka menyambut Hari Kesadaran Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day yang biasa diperingati tiap 2 April. “ Tahun ini, meski pandemic, kami kembali mengadakan WFA dengan menerapkan protokol kesehatan yang kami kemas secara virtual,” tutur Haryo, Project Director WFA 2021.
Dia menambahkan bahwa tujuan utama dari WFA adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk mengenal dan memahami lebih dalam tentang anak-anak berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas.
Lomba yang diadakan adalah melukis atau menghias tempat sampah dengan tujuan untuk mengasah kreativitas anak, kemudian mengajarkan makna kebersihan dan cinta terhadap lingkungan. Selain lomba melukis tempat sampah, Walk for Autism juga tahun ini menggelar beberapa lomba lainnya, di antaranya seperti lomba kursi roda hias, dan lomba topi social distancing dan disability got talent. Pengumuman pemenang lomba-lomba tersebut digelar di Pakuwon Trade Center (PTC) Mall pada Jum’at (2/4).
President JCI 2021 mengatakan bahwa dana maupun berbagai kebutuhan untuk acara tersebut merupakan sumbangan dari berbagai CSR perusahaan lewat para member. “Kami tujuannya hanya satu, yakni agar para ibu dan orang tua dari anak-anak disabilitas tetap memiliki pengharapan. Mereka bukan aib, tetapi justru rezeki, karena mereka hadir dengan potensi khusus dan bakat istimewa,” ujarnya. (Hasna/Zam)