12 November 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Pascasarjana Unesa menggelar Kuliah Tamu Rumpun Kebahasaan, (10/11). Kuliah tamu kali ke-4 yang menghadirkan tema “Globalisasi Bahasa dan Sastra: Perspektif Penelitian dan Pengajaran” dilaksanakan oleh Prodi S2 dan S3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembicara yang dihadirkan dalam kegiatan ini, yakni Dosen Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Korea, Prof. Dr. Lim Kim Hui, dan Dosen IAIN Surakarta, Prof. Dr. Teguh Budiarso, M.Pd.
Kaprodi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd., berharap ada pikiran-pikiran yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan hari ini. “Semoga dari dua narasumber, kita bisa mendapat pencerahan dan kemajuan berpikir untuk langkah-langkah kita ke depan,” ujar Tengsoe.
Sejalan dengan Tengsoe, Wakil Direktur I Pascasarjana, Prof. Wasis, M.Si juga menyampaikan harapannya semoga acara ini bisa memantik dan menginspirasi, sehingga muncul ide-ide kreatif yang bisa mempercepat masa studi S2 dan S3, khususnya Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra. Selain itu, Wasis juga berharap ada tindak lanjut dari kegiatan ini berupa kerja sama dalam peningkatan SDM.
Sesuai tema, Lim Kim Hui dalam bahasannya berfokus pada Globalisasi Bahasa dan Sastra di Korea Selatan yang dalam hal ini akan dibahas globalisasi Bahasa Inggris yang nantinya menjurus ke dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, khususnya di HUFS. Menurut Lim, penguasaan Bahasa Inggris di Korea Selatan menjadi sangat penting, khususnya di bidang pendidikan, pekerjaan, dan prestasi kerja.
“Pelajar yang lulus dan mencari kerja misalnya, dia harus lulus TOEC atau ujian Bahasa Inggris untuk Komunikasi Internasional,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan kepentingan ekonomi dan politik yang berkaitan dengan ASEAN, Korea Selatan berupaya membangun jurusan Bahasa Melayu-Indonesia. “Oleh karena Indonesia adalah Negara terbesar yang mempunyai sumber asli yang kaya, perhatian utama diberikan pada Bahasa Indonesia,” tutur Lim.
Berbeda dengan Lim, dalam kuliah tamu kali ini, Teguh lebih berfokus pada penjelasan mengenai scopus. Dalam pemaparannya, Teguh menjelaskan beberapa ringkasan berkait review dari original paper dan review paper. Teguh juga sedikit menyinggung mengenai pengajarn BIPA yang seharusnya merujuk pada pengajaran yang bersifat internasional. Dimana berdasarkan hasil review yang dilakukan, banyak kendala yang dihadapi untuk membuat Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang global. oleh karena itu, melalui kegiatan ini, diharapkan aka nada pemikiran-pemikiran yang bisa digunakan untuk memecahkan kendala tersebut.(ay)