26 August 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Salah satu tim Unesa berhasil lolos pendanaan PKM-GFK. Tim tersebut terdiri atas Prahoro Yudo Purwono (S1 Sastra Jerman 2017), Syahrul Gunawan (S1 Teknik Mesin 2017) dan Madinatul Munawaroh (S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran 2017). Mereka mengangkat karya berjudul Memerangi Perubahan Iklim dan Dampak Karhutla Melalui Alat Reduksi Polusi Asap untuk Mewujudkan Pembangunan Indonesia Berkelanjutan 2030.
Ketua tim, Prahoro mengaku tidak menyangka karya tersebut berhasil lolos dan meraih insentif pendanaan PKM-GFK tahun 2020 ini. Apalagi jika mengingat penyusunan PKM-GFK di timnya sangat mepet dengan batas waktu submit.
“Banyak sekali halangan sewaktu penyusunan. Mulai saat membuat desain alat, penyusunan proposal hingga pencarian tanda tangan dosbing yang kebetulan sedang sakit, padahal sudah hari H pengumpulan di fakultas,” tutur Prahoro.
Syahrul, anggota Tim mengatakan, ide pembuatan karya tersebut bermula ketika melihat semakin kronisnya kondisi pencemaran udara dan masifnya kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Tak hanya Indonesia, di negara-negara lain yang memiliki hutan pun mengalami hal yang sama. Ditambah dengan polusi dari perkotaan akibat kendaraan bermotor semakin merajalela. Akibatnya perubahan iklim menjadi tak terelakkan.
"Dampak dari itu adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat menjadi taruhannya karena asap beracun yang terus menerus dihirup setiap saat," papar Syahrul.
Dari fenomena itulah, Prahoro, dkk lantas tercetus membuat alat yang bisa menanggulangi dampak kebakaran hutan dan lahan.
Alat yang dibuat itu bernama X-Smoke. Alat ini berbasis Catalytic Converter yang mampu melakukan pembakaran secara lebih sempurna.
"Dengan penjerat partikulat-partikulat berukuran nano, proses pembakaran bisa dilakukan dengan sempurna sehingga mampu mengubah HC dan CO menjadi gas CO2," terangnya.
Syahrul mengklaim alat yang dibuat tersebut jauh lebih aman dan bisa diproses oleh tumbuhan sebagai bagian dari fotosintesis. Hal ini tentu akan membuat udara menjadi lebih segar dan sehat.
“Alat ini cukup efektif untuk diterapkan dalam memerangi perubahan iklim dan mereduksi polusi asap, karena bahan-bahannya yang mudah didapat dan bisa diterapkan secara berkelanjutan," jelasnya. (madina/sir)