20 August 2020


Unesa.ac.id, Surabaya- Tim PKM-T Universitas Negeri Surabaya yang beranggotakan Arifani Catri Mutia, Moh. Ilham Fahmi, Kelvin Brian Iskandar, Angga Bagas Wijanarko dengan Dosen Pembimbing Drs, Yunus, M.Pd memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan UKM Ragi Katul. Mereka membuat Alat Pengering Ragi Katul dengan Teknologi ETC (Electrical Temperatur Control).
Mesin ini dirancang khusus untuk mengeringkan ragi katul dengan memanfaatkan dua sumber energi yakni panas matahari dan udara panas dari hembusan heat exchanger. Dinding dari alat pengering ragi ini terbuat dari acrylic bening yang dapat menyerap panas matahari dengan baik, serta dilengkapi dengan heat exchanger yang terdiri dari kompor infrared, LPG dan blower alat ini mampu mengeringkan ragi dengan cepat dan baik, serta alat ini terintegrasi dengan Electrical Temperature Control (ETC).ETC berfungsi sebagai pengatur temperatur dari heat exchanger. Adanya ETC ini dapat menghemat pengeluaran bahan bakar gas, ditambah lagi alat ini juga dilengkapi dengan solar panel sebagai sumber tenaga alternatif.
Melalui kegiatan PKMT ini Alat Pengering Ragi Katul dengan Teknologi ETC (Electrical Temperatur Control) diharapkan menjadi solusi pada proses pengeringan ragi katul di UKM Ragi Katul sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya.Untuk diketahui, Sidoarjo merupakan kabupaten dengan jumlah tempat produksi ragi katul paling banyak di Jawa Timur. Salah satu UKM yang ada di Sidoarjo yaitu UKM Ragi Katul.
Ragi katul adalah komponen dalam pembuatan tempe yang terbuat dari media dedak dan ragi LIPI, sisa dari limbah kulit padi dapat dijadikan dedak dan dari dedak tersebut dapat dijadikan sebuah Ragi Katul. Dengan kelebihan bisa membuat tempe lebih berkualitas untuk masakan rumahan.Yang membedakan antara Ragi Katul dengan Ragi biasa adalah kualitas dan cita rasa nya. Sehingga produsen Tempe di Sepande memilih untuk menggunakan Ragi Katul ketimbang Ragi biasa.
Proses pembuatan Ragi Katul dengan media katul dan ragi LIPI yakni katul dicampur dengan sedikit air lalu diaduk rata. Setelah itu katul dikukus hingga 2 jam. Setelah dikukus, Dedak didinginkan sebentar lalu dicampur dengan Ragi LIPI. Selanjutnya, campuran dedak dan Ragi LIPI dimasukan ke dalam kantong plastik dengan volume setengah dari kantong plastik, lalu diberi lubang pada kantong plastik tersebut agar ragi dapat mengembang (membutuhkan waktu 3 hari).
Setelah itu, ragi dikeluarkan dari kantong plastik dan dijemur di bawah sinar matahari. Setelah selesai, ragi dihaluskan dengan mesin-mesin giling. Kemudian, Ragi Katul dikemas dalam kantong plastik dan siap dijual.
Proses pengeringan ragi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan dalam proses pengeringan tersebut bertujuan merangsang pertumbuhan ragi dan mengurangi tingkat kelembapannya, dalam proses pengeringan ini juga terjadinya proses fermentasi ragi.
Tetapi, dalam pengeringan yang masih konvensional yaitu dibawah terik matahari dengan kondisi udara terbuka sangat dikhawatirkan kualitas ragi dan kehigienisan ragi akan menurun dan dapat kalah bersaing dengan ragi impor yang banyak terdapat di pasaran. Proses pengeringan bekatul akan apabila memasuki musim penghujan. (humas)