18 August 2020


Unesa.ac.id, Surabaya- Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya berkalaborasi dengan program studi S2 PLB, S2 PLS, S2 Dikdas/PAUD, S2 BK, S2 dan S3 MP, S2 dan S3 TP mengadakan kegiatan seminar dengan tema ‘penelitian pendidikan dan penulisan artikel jurnal internasional bereputasi’. Seminar ini dilaksanakan melalui aplikasi zoom meeting conference dan live streaming youtube mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB pada Sabtu (15/8).
Kegiatan yang dimoderatori oleh Nafik Palil, M.Pd ini diikuti sebanyak 425 peserta via zoom dan 545 peserta via youtube. Dalam seminar ini, menghadirkan dua narasumber yakni Prof. Dr. Chokchai Yuenyong dari Khon Kaen University Thailand dan Prof. Dr. Sugiono dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Wakil Direktur 1 Pascasarjana Unesa, Dr. Wasis, M.Si dalam sambutan saat membuka acara menyampaikan bahwa seminar online ini bertujuan memberikan wawasan tentang metodologi penelitian, khususnya bagi mahasiswa S2 dan S3. Hal itu penting sebagai bekal menulis tesis dan disertasi, dan juga memberikan wawasan penulisan artikel jurnal internasional.
Chokchai Yuenyong memaparkan mengenai bagimana agar jurnal yang ditulis bisa diterbitkan di jurnal internasional, terutama di bidang pendidikan. Mengawali paparannya terkait Published Papers in the International Journals, Chokchai menyampaikan bahwa menulis dan mempublikasikan karya memiliki banyak manfaat. Di antaranya, melalui tulisan itu, orang akan mengenal kepakaran seseorang.
Selain itu, dengan menulis dan mempublikasikan jurnal dalam kancah internasional, seseorang bisa menjaga pencurian hak intelektual dan dapat memajukan sains. Sementara terkait dengan publikasi ini sangat penting karena terkait dengan perangkingan universitas.
Pada kesempatan itu, Chokchai Yuenyong juga menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan saat menulis paper di jurnal internasional. Ia mengatakan bahwa dalam menulis paper harus memikirkan tentang pembaca dan apa yang dibutuhkan oleh pembaca.
Selain itu, ia pun menjelaskan tentang hal-hal yang dicari dan dibutuhkan oleh editor dan reviewer seperti orisinalitas, paper memiliki keyword dan judul yang bagus, teoritical dan mudah di implementasikan, pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian, memiliki argumen yang masuk akal, memiliki struktur penulisan yang baik dan paper yang dapat dibaca oleh masyarakat internasional dan global.
“Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis jurnal internasional, salah satunya yaitu orisinalitas. Para reviewers dan editor sangat senang dengan penulis yang jujur dan tidak plagiasi. Karenannya, jadilah diri sendiri dan berusaha semaksimal mungkin pasti paper kita bisa diterbitkan di jurnal internasional,” ujar Dosen Khon Kaen University, Thailand
Lebih jauh, Dosen Khon Kaen University, Thailand itu menjelaskan bahwa para editor dan reviewer biasanya akan melakukan review terhadap paper yang ditulis tentang beberapa hal. Di antaranya, posisi padanan gambar dan table dalam tulisan, introduction harus ada tujuan dan referensi, conclusion harus ditulis sesingkat-singkatnya, dan hasil wajib menjelaskan tabel dan gambar.
“Sebelum menyerahkan paper yang ditulis sebaiknya dilakukan check dan recheck. Mintalah teman, dosen atau siapa pun untuk membaca dan memberikan saran tentang yang kita tulis,” pungkas Chokchai Yuenyong.
Sementara itu, Prof. Dr. Sugiono memaparkan materi tentang paradigma baru dalam penelitian pendidikan. Paradigma baru pendidikan dalam tahun ini dibagi tiga yakni bidang yang diteliti, kondisi covid-19 dan new normal, dan metode penelitian.
Lebih lanjut, kata Sugiono, ada tiga macam metode penelitian. Pertama ‘Need to know’ yakni metode kuantitatif, metode kualitatif, dan metode methods. Kedua ‘Need to do’ yakni R&D, action research, dan operation research. Dan, ketiga ‘Need to choose’ yakni evaluation research dan policy research.
“Penelitian jangan selalu berangkat dari masalah karena jika dari masalah lebih cocok untuk memecahkan masalah. Kalau bisa berangkat dari potensi. Potensi di sekitar kita itu banyak sekali dan belum dapat dioptimalkan menjadi sesuatu yang baru,” ungkap Sugiono. (aida/wulida)