05 July 2020


Unesa.ac.id, Surabaya – Gus Miftah menjadi pengisi tausiah dalam acara doa bersama dan tausiah kebangsaan yang diselenggarakan kementerian agama Badan Eksekutif Mahasiswa Unesa melalui aplikasi zoom meeting conference pada Jumat (3/7).
Kegiatan yang mengusung tema ‘Dari Unesa untuk Indonesia’ itu diikuti oleh 373 peserta. Tidak hanya dari mahasiswa dan dosen Unesa saja, ada juga dari instansi lain seperti Universitas Trunojoyo Madura, Universitas 17 Agustus, SMPN 3 Surabaya, Universitas Nahdlatul Ulama dan lainnya.
Dalam tausiahnya, Gus Miftah memaparkan bahwa dalam situasi pandemi seperti ini, bangsa ini tidak boleh hanya mengurusi persoalan dalam negeri saja, tetapi perkembangan situasi global internasional, juga harus tetap menjadi perhatian, seperti atas batas laut Cina Selatan dan sebagainya.
Selain itu, pada masa pandemi seperti ini, dibutuhkan sikap saling dukung dan menguatkan serta menghindari permusuhan. “Allah tidak suka dengan umat yang saling bermusuhan,” terangnya.
Gus Miftah lalu menyampaikan cerita umat Nabi Musa ketika tertimpa kemarau panjang yang menyebabkan kelaparan dan banyak yang meninggal. Kala itu, Nabi Musa mengajak umatnya untuk shalat istisqo hingga beberapa kali dengan harapan agar Allah segera menurunkan hujan. Namun, harapan itu tak kunjung tiba, hingga Nabi Musa bertanya kepada Allah kenapa masih belum diturukan hujan. Kemudian, Allah memberii syarat tidak akan menurunkan hujan kepada umat Nabi Musa selama di antara mereka masih ada yang saling bermusuhan dan tidak mau akur.
“Berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Jadikanlah medsos sebagai wasilah untuk mendapatkan rida tuhanmu, bukan menjadi wasilah mendapatkan murka Tuhan, ” tegas Gus Miftah.
Sementara itu, Rektor Unesa, Prof Dr. H. Nurhasan, M.Kes yang memberi sambutan sekaligus membuka acara Do’a Bersama menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya atau usaha produktif di era covid-19. (aida/sir)