20 June 2020


Unesa.ac.id, Surabaya - Pusat Studi Literasi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) Unesa kembali menggelar sarasehan daring Literasi Berimbang pada Sabtu (20/6). Sarasehan kali ini mengusung tema Menulis Mandiri Fiksi dan Nonfiksi dengan narasumber Dr. Anas Ahmadi, S.Pd, M.Pd dosen FBS Unesa dan Prof. Dr. Hj. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd, Guru Besar Fakultas Teknik Unesa.
Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Suryanti, M.Pd. itu digelar melalui platform zoom dan streaming Youtube diikuti peserta sebanyak 1579 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, Pusat Studi Literasi juga mengembangkan SARGAM yaitu Sarasehan Lewat Telegram agar semua peserta dapat tertampung dan mengikuti kegiatan sarasehan dengan baik.
Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes menyampaikan bahwa setiap momen webinar harus dilaksanakan dengan penuh kebahagiaan agar semua ilmu yang disampaikan dapat diserap secara maksimal. Selain itu, kegiatan ini merupakan wujud konkret Unesa sebagai kampus penggerak literasi yang memperoleh hibah inovasi untuk mengimplementasikan literasi berimbang dari DFAT Australia.
“Kegiatan ini sangatlah penting karena anak dapat mengetahui menulis fiksi dan nonfiksi. Dengan demikian kemampuan literasi anak dapat berkembang maksimal meskipun harus menulis dan belajar secara mandiri dari rumah,” ujarnya
Prof. Luthfiyah Nurlaela, menyampaikan materi tentang menulis nonfiksi dan bagaimana cara mengajarkannya kepada anak. Ia menyampaikan dalam menulis nonfiksi, topik yang pilih harus yang dikuasai dan menarik bagi anak baik dari sisi kemanfaatan dan keunggulannya. Dengan menulis, terang Luthfiyah anak juga belajar (learning by doing). Oleh karena itu, sebagai guru atau orang tua harus mengetahui kemampuan dan kesenangan anak,Sehingga anak bisa menulisnya dengan baik.
“Untuk mampu menulis mandiri, anak harus diberi kebebasan dalam menulis serta berikan anak waktu untuk mendeskripsikan apa yang mereka tulis,” ujarnya.
Sementara itu, Anas Ahmadi, menyampaikan mengenai menulis fiksi. Dalam pemaparannya, Anas berfokus pada 3 metode belajar menulis yaitu menulis tanpa pembimbing, menulis dengan bimbingan minimal, dan menulis dengan bimbingan penuh oleh guru.
“Menulis mandiri merupakan upaya terbaik untuk meningkatkan kemampuan anak. Menulis mandiri ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Biasanya menulis mandiri ini dilakukan dengan cara menulis terbimbing, jika anak sudah sedikit mengetahui maka bisa dilanjut dengan metode lain.” Ungkapnya.
Sarasehan daring Literasi Berimbang seri 3 ini berakhir pukul 12.00, ditutup oleh Perwakilan LPPM Unesa Dr. Oce Wiriawan, M.Kes. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa sarasehan secara daring ini merupakan wujud kepedulian LPPM Unesa terhadap pandemi Covid-19. Ia berharap sarasehan literasi ini dapat bermanfaat bagi guru, orang tua mapun seluruh peserta dalam meningkatkan kemampuan literasi menulis mandiri di tengah pandemi Covid-19. (wulida/sir)