28 May 2020


Unesa.ac.id-Surabaya, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat, KH. Agoes Ali Mashuri atau yang akrab dipanggil Gus Ali memberikan tausyiah secara virtual pada acara halal bihalal yang diselenggarakan Unesa pada Rabu (27/05/2020). Kepada civitas akademika Unesa yang mengikuti kegiatan tersebut, Gus Ali mengajak agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.
Adapun ciri-ciri khas orang yang bertakwa, terang Gus Ali setidaknya ada tiga hal. Pertama yaitu orang-orang yang mau membelanjakan hartanya di jalan Allah baik pada posisi sempit maupun lapang. Punya kesadaran yang tinggi untuk mau berbagi kepada sesama.
“Masyaallah, saya lihat tadi Unesa bukan sekadar perguruan tinggi, bukan hanya mengajar mahasiswa, tapi juga mempunyai kepedulian sosial mau berbagi dengan yang lain,” imbuhnya.
Ciri kedua orang yang bertakwa, terang Gus Ali adalah memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional sebagai salah satu ukuran kematangan seseorang. Dan, ciri yang ketiga adalah berjiwa pemaaf bukan jiwa pendendam.
“Mudah-mudahan halal bihalal ini tidak mengurangi makna dan arti idul fitri itu sendiri, kita kembali suci, punya kepekaan terhadap kepedulian sosial, mau berbagi kesejahteraan, punya kecerdasan emosional dan berjiwa pemaaf. Tariklah simpati orang lain tatkala anda masih hidup dan usahakan orang lain meratap dan menangis bila anda meninggal dunia sewaktu-waktu,” terangnya.
Gus Ali juga menyampaikan meski dilakukan secara online, halal bihalal yang mengusung tema “Memaknai Idul Fitri di Era Pandemi Covid 19 tidak mengurangi makna yang sebenarnya.
“Halal bihalal secara online ini tidak mengurangi makna idul fitri karena balasan dari Allah selalu lebih hebat daripada apa yang dilakukan manusia. Perjalanan menuju Allah harus dilakukan dengan menyucikan diri dan membersihkan hati. Karena hati kita sering terkotori dengan tindakan yang kita lakukan,” ungkap Gus Ali.
Gus Ali menambahkan, memaknai hari raya umat islam di tengah pandemi ini harus dilandasi atas pikiran yang positif. Jika setiap orang memfungsikan akal dan hatinya secara positif dan objektif, maka kebenaran islam tidak bisa terbantahkan.
“Agama akan membawa perubahan ke taraf yang lebih baik bila dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Belajarlah berpikir positif. Demikian saat pandemi kali ini, bersama penyakit, pasti ada obatnya. Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Bahkan disaat musibah pun terkadang ada keberkahan,” ujar kyai asal Sidoarjo itu.
Sementara itu, Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes dalam sambutan pembukaan mengajak kepada semua civitas akademika agar senantiasa menjadikan tempaan selama ramadhan sebagai momen mawas diri untuk mempelajari berbagai karakter orang sekitar serta melatih kemampuan komunikasi untuk menyampaikan pendapat, tanpa harus menyinggung perasaan orang lain.
“Marilah kita bawa semangat berpikir, bertindak, dan berkata positif seperti di bulan Ramadhan guna mendukung berbagai inovasi karya dalam masa new normal, sehingga kita semua terlindung dari ancaman virus covid-19,” ujar Nurhasan.
Nurhasan mengingatkan agar selalu menjadi manusia yang suka berbagi, peka terhadap sesama dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, menjadi orang yang selalu mampu menahan emosi negatif dan selalu rajin mengingat dan berdzikir kepada Allah SWT.
“Apapun yang terjadi di tahun ini, semoga menjadi pengingat bagi kita agar selalu menjadi hamba yang bersyukur serta memiliki sifat optimisme yang tinggi untuk berkarya di tengah berbagai batasan guna menyambut dunia baru yang penuh new normal,” imbuhnya.
Selain diisi acara tausiyah, halal bihalal Unesa juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize di akhir acara. Sebanyak 75 peserta mendapatkan keberuntungan. Mereka berhak memperoleh hadiah berupa 25 sepeda gunung dan 50 tabungan masing-masing senilai 500 ribu. (suryo/sir)