15 September 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Era 4.0 tidak hanya berbicara dengan kecepatan teknologi dan juga informasi namun peran seni pada era ini juga harus dapat perhatian khusus. Oleh karena itu Fakultas Bahasa dan Seni Unesa menggelar seminar nasional yang bertajuk “Pendidikn Pertunjukan Seni Pada Era Revolusi Industri 4.0”. Acara yang digelar di lantai empat gedung T13 tersebut, (14/09), menghadirkan sosok seniman profesional yang dimiliki oleh bangsa ini, diantaranya Nanang Arizona, S.Sn., M.Sn., dari ISI Yogyakarta, Purwatjaraka seorang Musikus dan juga Komposer, dan Eko Supriyanto salah satu koreografer dan penari ternama.
Dalam seminar ini Purwatjaraka menceritakan pengalamanan selama berkecimpung dalam industri musik Indonesia. Sejak umur 18 tahun Purwatjaraka mulai mencoba untuk melebarkan sayap dalam dunia musik. Kerja keras serta mampu mengkreasikan sebuah musik yang dapat diterima masyarakat menjadi pedoman utama dirinya dalam menapaki karir. Hingga pada saatnya Purwatjaraka dapat mendirikan sekolah musik pada tahun 1988.
“Apa yang saya lakukan adalah berkat konsistensi saya dalam bermusik. Sejak kecil saya berkomitmen untuk bisa mnghasilkan karya musik yang indah dan banyak diterima oleh semua kalangan” ujar Purwatjaraka.
Purwatjaraka juga berpendapat bahwa Unesa sudah mencukupi menghadapi Era 4.0 terutama dalam bidang seni. Baginya potensi mahasiswa Unesa dalam bidang seni sudah sangat potensial dan siap berkecimpung dalam seni nasional bahkan internasional. Namun ia juga berpesan sebagai seorang mahasiswa seni harus pandai-pandai melihat peluang serta dapat kreatif dalam menyikapi segala kondisi.
Sependapat dengan Purwatjaraka, Eko Supriyanto menambahkan zaman yang serba canggih ini penuh dengan kompetisi dalam bidang apapun salah satunya di bidang seni. Menurut penata koreografi di opening Asian Games 2018 ini mahasiswa perlu beradaptasi dengan cepat pada dunia teknologi dan informasi karena cita-cita dan karir dapat ditempuh pada kedua elemen tersebut. “Berkaryalah dengan memanfaatkan teknologi dan infromasi yang serba canggih ini, jangan pernah menutup diri dengan segala perkembangan yang telah ada, hadapi dan semangat berkreasi dalam dunia seni”, tegas Eko yang pernah juga menjadi penari latar Madonna.
Sementara itu Nanang Arizona mengatakan bahwa peluang untuk berkreasi pada dunia seni di Era 4.0 masih terbuka lebar. Peluang tersebut bergantung pada dalam diri seseorang mampu memanfaatkan peluang atau tidak.
Dalam acara tersebut juga menampilkan pertunjukan dari Purwatjaraka yang bermain musik dengan diringi kemampuan tari latar yang dibawakan oleh Eko Supriyanto. (fbr/ic/why)