12 June 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Menjadi salah satu dari 10 perguruan tinggi yang ditunjuk Kemenristekdikti untuk melaksanakan KKN tematik kewirausahaan dengan modul bersama oleh USAID menjadi kebanggan tersendiri bagi Unesa. Menindaklanjuti hal tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unesa mengadakan “Training of Trainers (ToT) untuk Modul Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kewirausahaan dan Keterampilan Non Teknis untuk Mahasiswa”. Kegiatan yang dijadwalkan akan dilaksanakan selama 2 hari yakni tanggal 12 s.d. 13 Juni 2019 ini dilaksanakan di Auditorium lantai 11 Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan.
Selain untuk membekali mahasiswa dengan modul KKN tematik kewirausahaan dan keterampilan non teknis (praktik langsung dengan media kanvas, kertas buram, catatan post-it, spidol, dsb.), kegiatan yang diikuti lebih kurang 75 mahasiswa ini juga bertujuan untuk memberikan pembekalan bagaimana caranya menjalankan suatu usaha di tempat mereka melakukan KKN dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Dalam hal ini, tentunya mahasiswa dituntut untuk kreatif dalam berinovasi. Seperti yang sempat diungkapkan oleh Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd., saat penyegaran dan pembekalan mahasiswa KKN pada awal bulan Mei lalu, “Saya berharap mahasiswa bisa melakukan pengabdian kepada masyarakat secara optimal dan dapat berkontribusi untuk memajukan daerah.”
Amrullah, salah satu perwakilan dari USAID, dalam welcoming ceremony juga sempat menyinggung terkait kegiatan yang akan dilangsungkan dalam 2 hari ini. “Hari ini kita akan coba belajar bagaimana temen-temen kordes menyiapkan dirinya menjadi fasilitator untuk bekerja bersama dengan masyarakat desa membangun kewirausahaan,” paparnya. Dari ungkapan tersebut, agaknya cukup menjadi bekal bagi mahasiswa untuk terus fokus mengikuti kegiatan yang dilakukan secara lesehan.
Sementara itu, Dr. Dwi Purnomo juga menyajikan hal berbeda dalam design thinking. Dalam hal ini, mahasiswa diajarkan cara berfikir yang lebih terorganisir dalam menyampaikan aspirasi mereka, sehingga hasil akhir yang diterima sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak hanya itu, Purnomo juga memberikan contoh-contoh berfikir secara realistis untuk mendapatkan sudut pandang yang lain, khususnya dalam dunia kewirausahaan. “Kalau dalam design thinking harus bertanya dari orang yang berbeda cara berpikir, latar belakang, dan yang lain-lainnya, agar kita bisa mendapatkan sudut pandang yang lain,” ujarnya sembari bertanya kepada peserta. (ay)