16 April 2019


Unesa.ac.id, Surabaya - Dalam upaya terus meningkatkan kualitas tayangan televisi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat bekerjasama dengan 12 Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Negeri Surabaya dalam Riset Indeks Kualitas Tayangan Televisi edisi tahun 2019. Titik awal rangkaian kegiatan tersebut berlangsung dalam workshop riset indeks kualitas penyiaran di Hotel Bumi Surabaya (15/4). Kegiatan ini dihadiri oleh Nuning Rodiyah, komisioner KPI Pusat, Dr. Totok Suyanto, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, tim litbang KPI, serta para panel ahli yang terdiri atas akademisi, peneliti, dan aktivis.
Dalam sambutannya mewakili Rektor Unesa, Totok menyambut baik kegiatan ini. Dalam sambutannya ia mengapresiasi misi KPI sembari menekankan pentingnya menjaga kualitas televisi. Totok menyatakan tayangan berkualitas ialah yang value-based, artinya memiliki nilai yang dapat diteladani.
“Bagi bangsa yang besar harus ingin terus membangun karakter, nilai-nilai keteladanan ini harus terus disebarkan salah satunya melalui tayangan TV”, terang pengajar program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) ini
Ia berharap KPI mampu mengedukasi masyarakat sehingga Tayangan TV tidak hanya bernilai hiburan. Menurutnya selama ini penonton hanya lebih suka tayangan bersifat hiburan yang sifatnya sensasi.
“Melalui kegiatan ini diharapkan terbangun peningkatan selera di masyarakat sehingga mereka tidak hanya melihat konten yang heboh saja tetapi juga yang mampu membangun rasionalitas, melestarikan budaya, serta menyebarkan semangat positif dan kami dari kampus siap untuk menjadi mitra dalam menjalankan misi tersebut”, terangnya
Sementara itu Nuning Rodiyah, komisioner KPI, turut menggarisbawahi isu terkait misi pencerdasan penonton. Ia bercerita soal keresahan yang dirasakan oleh KPI tentang selera publik yang mayoritas menyukai program berbasis hiburan saja. Untuk itu menurutnya KPI bekerja keras dan fokus pada upaya meningkatkan kecerdasan pemirsa atau literasi media.
“Harapan kami ketika selera penonton bergeser menginginkan konten yang baik maka mereka akan meminta TV membuat tayangan yang berkualitas sehingga pemasang iklan pun bisa bergeser. Dengan begitu, wajah TV juga akan diisi oleh program yang berkualitas.” terangnya
Nuning juga optimistis pada relasi yang terbangun antara KPI dengan Unesa. Ia berharap kolaborasi tidak selesai di tingkat riset tetapi juga pada ruang-ruang gerakan literasi yang dapat dilakukan bersama.
“Kami melihat Unesa sebagai Perguruan Tinggi yang strategis dalam misi ini karena sebagai kampus pendidikan, lulusan unesa akan bekiprah di dunia pendidikan sehingga harapannya akan ada penetrasi sosialisasi literasi media di tingkat ruang guru dan ruang kelas. Bahkan, jika mungkin kami berharap adanya kemungkinan literasi media masuk dalam kurikulum ”, terang Nuning.
Kegiatan Riset Indeks Kualitas Penyiaran ini merupakan bagian dari kerjasama KPI dengan 12 perguruan tinggi yang ditandai penandatanganan perjanjian kerjasama di Banjarmasin dalam peringatan Hari Penyiaran Nasional (1/4) lalu. Kegiatan terdiri atas penilaian sampel program yang dilakukan oleh para panel ahli serta survei di tingkat masyarakat. Bagi Unesa, kegiatan yang digawangi oleh Program Studi Ilmu Komunikasi ini memasuki tahun kedua pelaksanaannya. (Humas Unesa)