17 July 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA-Sejumlah pimpinan perguruan tinggi di Indonesia hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Ballroom Four Point By Sheraton, Pakuwon Indah, Surabaya pada Jumat, 15 Juli 2022. Pertemuan yang diinisiasi rektor UNESA tersebut membahas masa depan perguruan tinggi di Indonesia termasuk berbagai terobosan dan inovasi ke depan.
Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri berbagai narasumber. Ada Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia bidang Reformasi Birokrasi Prof. Drs. Mohamad Nasir, Ak., M.Si., Ph.D; Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Selain itu juga hadir Prof. Ainun Na’im, Ph.D., M.BA; Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum; dan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi: Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.
Rektor UNESA Prof Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa kegiatan tersebut dihadiri 25 rektor perguruan tinggi se-Indonesia guna bersilaturahmi sekaligus membahas strategi perguruan tinggi dalam menghadapi era ketidakpastian. “Dari berbagai kampus ini kira-kira apa rencana ke depan. Apa yang harus kita lakukan. Ini penting agar peran penting kampus semakin berdampak besar terhadap pembangunan bangsa dan negara,” ujarnya.
Salah satu yang diharapkan Cak Hasan, para pimpinan bisa saling berbagi inspirasi dan menyemangati untuk meningkatkan inovasi perguruan tinggi ke depan. “Memang harus bersinergi, ini kunci kemajuan sekarang. Kalau kita jalan sendiri-sendiri ya kurang keren,” tandasnya.
Mohammad Nasir memaparkan bahwa di era digital saat ini, perguruan tinggi dituntut harus beradaptasi. Hal ini berpengaruh pada pilihan program studi yang ada di masing-masing universitas. Seperti fakultas ekonomi belajar ilmu keuangan, manajemen, dan marketing misalnya yang harus terus menyesuaikan kebutuhan. “Semua prodi bahkan fakultas saya kira harus adaptasi semua,” ujarnya.
Namun, di era pasca-pandemi Covid-19 seperti sekarang sistem perkuliahan masih dilakukan secara daring. Perkuliahan dalam jaringan (daring) tentunya menggunakan bantuan aplikasi-aplikasi digital seperti zoom, google classroom, google meet, microsoft teams, dan sebagainya.
Prof. Ainun Na’im mengatakan kemajuan teknologi dapat menggantikan banyak pekerjaan manusia. Salah satunya perkembangan artificial intelligence. Ia juga mengatakan seharusnya sistem pendidikan di Indonesia lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi; penyelenggara pendidikan tinggi bertanggung jawab atas hasil dari lulusan pendidikan; dan teknologi dapat memecahkan ketidakcocokan dari pasoka-permintaan global.
Sementara itu, Prof. Dr. Jamal Wiwoho menyebutkan kalau di luar sana ada banyak orang yang bisa menjadi orang sukses tanpa melalui pendidikan tinggi. Namun keunggulan orang yang menempuh pendidikan tinggi dengan orang yang tidak ada pada pola pikir atau mindset. Mindset ini dibentuk dari luasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dialami oleh masing-masing individu.
FGD ini dihadiri oleh 25 rektor beserta jajarannya. Dari UNESA selain rektor dan jajaran senat juga dihadiri jajaran wakil rektor bidang Akademik; wakil rektor Bidang Umum dan Keuangan; wakil rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni; wakil rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama. Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kemahasiswaan. Ada kepala lembaga dan direktur, kepala biro, dekan dan jajaran wakil dekan serta kaprodi selingkung UNESA. [HUMAS UNESA]
Penulis: Fionna Ayu Shabrina dan Saputra
Editor: @zam Alasiah*