24 September 2018


Unesa.ac.id-Surabaya, Sebagai kepedulian pada saudara-saudara yang terdampak rangkaian bencana gempa bumi yang terjadi di Nusa Tenggara Barat, Universitas Negeri Surabaya mengirim tim yang terdiri atas 31 mahasiswa dan 16 dosen. Dalam kegiatan bertajuk Unesa Peduli Lombok, Universitas Negeri Surabaya menerjunkan tim ke sejumlah wilayah kabupaten di Lombok. Rombongan diberangkatkan langsung oleh Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, Rektor, di lobby gedung rektorat Unesa Lidah Wetan Senin siang (24/9)
Dalam sambutannya, Rektor menyatakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian sivitas akademika Unesa terhadap penderitaan saudara kita di Pulau Lombok. Menurut Rektor yang baru terpilih tersebut, rangkaian gempa tersebut memberikan dampak yang luar biasa kepada warga di sana, tidak hanya kerusakan fisik tetapi juga secara mental sehingga Unesa memutuskan untuk berpartisipasi dalam memberikan sedikit sumbangsih bagi warga Lombok. “Kami berharap melalui misi ini, saudara kita yang tertimpa musibah dapat kembali tumbuh semangatnya dalam menjalani kehidupan”, terangnya
Rektor melanjutkan, Tim Unesa tak hanya akan datang dengan bantuan materil saja tetapi juga pendampingan. “Selain membawa bantuan fisik, Tim ini akan fokus pada pemberian trauma healing untuk meredakan stress dan fun sport untuk mengajak anak-anak bergembira”, jelasnya
Selain itu, Rektor berjanji untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang berasal dari Lombok. Menurut data dari bidang pendidikan, terdapat 131 mahasiswa yang berasal dari sana. “kami sedang memikirkan untuk memberikan bantuan SPP bagi teman kita yang dari lombok.” tegas mantan Dekan Fakultas Ilmu Olahraga itu.
Sementara itu, Menurut Dr Nining Widyah Kusnanik, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, sebagai lembaga yang menaungi kegiatan ini, menjelaskan beberapa detail kegiatan. “Unesa peduli lombok ini merupakan gabungan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tim ini selain membawa para instruktur trauma healing, fun sport, juga perangkat pembelajaran”, terangnya. (Gil/Why)