23 July 2018


Unesa.ac.id-Surabaya, Penyelenggaraan Mathematics Informatic Science Education International Conference (MISEIC) pada Sabtu (21/07) berlajalan sukses. Acara yang digelar di Best Western Papilio Hotel tersebut merupakan acara MISEIC ke-2 yang dilakasnakan oleh Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Wakil Rektor 1, Dr. Yuni Sri Rahayu, M. Si., membuka langsung acara MISEIC tahun 2018 yang dihadiri Kurang lebih 300 peserta, dimana beberapa diantaranya berasal dari universitas dari luar negeri, yakni National Dong Hwa University (Taiwan), The Islamic Universityof Gaza (Palestina), University of Malbourne (Australia), dan University Brunei Darussalam.
Pada tahun ini MISEIC mengusung tema “Emerging Trend of Research in Mathematics, Informatic, Science, and Education”. Dengan keynote Sepeaker : Prof. Chih-Hsiung Ku dari National Dong Hwa University (Taiwan), Husam Al-Najar, Ph.D dari The Islamic Universityof Gaza (Palestina), Prof. Dr. Rajkumar Buyya dari University of Malbourne (Australia), dan Dr. Abadi, M.Sc., dari Universitas Negeri Surabaya (Indonesia).
Menurut Rooselyna Ekawati, Ph.D., selaku ketua pelaksana MESEIC 2018, tema yang diangkat merupakan gabungan tiga tema besar, yakni Matematika, Informatika, dan Pendidikan IPA. Ekawati juga menyampaikan bahwa ada peningkatan jumlah peserta pada MISEIC tahun ini.
“Ada 411 abstrak yang kita terima, tetapi kurang lebih hanya sekitar 300-an fullpaper yang kita terima, itu pun setelah melalui seleksi yang ketat,” ujar Ekawati.
Meningkatnya jumlah peserta pada MISEIC tahun ini juga di sampaikan oleh Prof. Dr. Suyono, M.Pd., Dekan Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam (FMIPA). Menurut Suyono, peserta MISEIC tahun ini kuantitasnya sudah oke, tinggal kualitasnya yang harus terus ditingkatkan lagi.
Tidak hanya jumlah pesertanya yang mengalami peningkatan, akan tetapi tingkat antusias dari para peserta juga perlu diberikan banyak apresiasi. Salah satunya adalah Donne Jone Panizales Sodusta Mahasiswa S3 yang berasal dari National Dong Hwa University (Taiwan).
Mahasiswa kelahiran Filipina beserta rekan satu timnya Beny Setiawan, pada konferens ini melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Navigating New Waters: Indonesian Muslims Practicing Islam in a Taiwanese University.”
Dalam penelitiannya, Jone beserta rekan-rekannya tidak hanya mengadalkan suatu teori tetapi mereka lebih menitikberatkan pada bagaimana bentuk pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Jone arti navigating dalam papernya ingin menunjukkan bagaimana mahasiswa Indonesia yang sudah enjoy di negara Indonesia yang mayoritas muslim harus mampu beradaptasi di negara Taiwan yang minoritas muslim. Bagaimana mahasiswa Indonesia menjalankan kehidupan sehari-harinya, misalnya saja dalam mencari makanan halal dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Beny menyampaikan, bahwa di kampus kami tidak ada makanan yang berlebel halal dan sedikit sekali departemen (jurusan) yang mempunyai ruangan untuk salat. Sedangkan tempat makan halal dan masjid letaknya cukup jauh dari kampus.
“Bagi mahasiswa Indonesia biasanya hanya ada satu pilihan untuk mendapatkan makanan halal, yakni vegetarian food. Di departemen saya (Science Education) masih ada “ prayer room,” walaupun wudhu’ nya masih menggunakan westafel,” ujar Beny yang pernah menempuh pendidikan S2 di Universitas Negeri Surabaya.
Jone berharap melalui acara MESEIC ini dapat memperkaya pengetahuan kita. Jadi tidak hanya berupa teorits saja, tetapi kita meninginkan bagaimana mereka melakukan suatu research yang langsung berhadapan dengan objek, baik berupa benda, lingkungan, dan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Jone juga menambahkan, bahwa suatu research itu tidak lepas dari suatu kebijakan dan juga suasana penelitian yang mendukung. Salah satunya di MESEIC ini adalah suatu lingkungan yang mendukung untuk berbicara tentang kebijakan atau yang paling penting adalah bagaimna membuat jejaring antara research yang satu dengan research yang lain. (Ina/Ton/why)