22 February 2024


Unesa.ac.id SURABAYA—Sebagai lembaga zona integritas, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gencar mewujudkan wilayah bebas dari korupsi (WBK) serta wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).
Melalui zona integritas yang selaras dengan komitmen yakni profesional, adaptif, sinergi, terpercaya, inovatif dan melayani dengan jujur, FISH melakukan transformasi ke arah yang lebih baik dan menguatkan program yang sudah ada.
FISH yang sebentar lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) meraih capaian gemilang dalam Monitoring dan Evaluasi (Monev) Zona Integritas oleh Tim Penilai Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) pada Rabu, 21 Februari 2024.
Monev yang berlangsung di Auditorium FISH Kampus 1 Ketintang ini dihadiri Ketua Tim Kerja Sama dan Humas Ditjen Diktiristek, Yayat Hendayana, S.S., M. Si., beserta tim. Hadir juga Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya dan Usaha Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd., dan jajarannya.
Dekan FISH, Dr. Bambang Sigit Widodo, M. Pd, yang didampingi tim zona integritas dan jajaran wakil dekan dan jajaran koordinator prodi mengungkapkan kebanggaannya atas capaian kerja tim zona integritas, sebab FISH berhasil melebihi target yang telah ditetapkan, dengan presentase capaian lebih dari 91%.
Capaian ini menjadi hasil dari upaya keras dalam implementasi 6 area perubahan zona integritas. Enam area itu melibatkan Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen, Penguatan Akuntabilitas, Penguatan Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Dekan melanjutkan, proses pembangunan yang dilakukan merata di seluruh area. Namun, zona integritas area enam menjadi yang paling unggul. "Sebenarnya semua area dari 1 hingga 6 hampir rata ya pembangunannya. Cuman ukuran dari penilai eksternal kadang kan nggak sama. Tapi memang yang bisa terlihat di bagian inovasi ya area 6," ujarnya.
Pada area enam tentang peningkatan kualitas pelayanan publik terdapat sejumlah inovasi, di antaranya SIDILAN atau Sistem Informasi Digitalisasi Layanan yang dapat diakses dengan mudah oleh civitas academica. Program pengembangan lainnya, seperti Tracking Layanan, E-library, dan E-counseling, turut mendukung transformasi digital.
FISH juga membangun Unit Layanan Terpadu (ULT) dengan desain baru dan fasilitas yang lebih nyaman. Co-working space juga diperkenalkan dengan tujuan meningkatkan peluang bagi mahasiswa untuk bersosialisasi serta belajar dalam suasana yang lebih kondusif, produktif, dan termotivasi.
Setelah pemaparan capaian kerja dari tim Zona Integritas FISH, tim Ditjen Diktiristek mangapresiasi upaya FISH serta memberikan beberapa saran ke depan. Acara dilanjutkan dengan keliling gedung untuk menyaksikan langsung implementasi yang sudah disampaikan saat Monev.
Program unggulan, seperti bank sampah, mendapat apresiasi positif dari tim Ditjen Diktiristek sebagai langkah sukses dalam menjalankan konsep eco-campus. Bank sampah itu salah satu progam yang mensukseskan eco-campusnya.
Tim Monev Ditjen Diktiristek, Kusuma, menyampaikn bahwa fasilitas unggulan yaitu Unit Layanan Terpadu (ULT) perlu diadakan monitor di ruangan untuk menampilkan serta mengedukasi civitas academica terkait pelayanan yang sudah bisa diakses online.
Dekan FISH menuturkan, dalam membangun zona integritas tentu ada tantangannya seperti kesadaran akan esensi dari zona integritas itu sendiri yang berdampak pada peningkatan kualitas kinerja dan layanan.
“Tantangannya justru bagaimana mengimplementasikan nilai integritas, bagaimana mengubah mindset para civitas akademika. Yang sulit itu sebenarnya internalisasi. Apalagi mahasiswa yang belum terinternalisasi secara keseluruhan,” ucap pria yang akrab disapa Bambang Sigit itu.
Dia berharap bahwa dengan penerapan dan pembangunan zona integritas ini mampu mengubah mindset 'warga fakultas' agar tidak menerapkan nilai-nilai zona integritas hanya sebagai formalitas.
FISH masih menyandang predikat WBBM, sehingga saat ini sedang mengejar predikat WBK dengan harapan dapat lolos dan diterima di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).
“Semoga di Pemda Kemenpan bisa lolos dan mendapatkan predikat WBK, karena sementara kan kita masih lolos di Ditjen Diktiristek,” ujarnya optimis.
Tim Ditjen Diktiristek, Kusuma juga menyampaikan harapannya agar implementasi zona integritas tidak semata-mata untuk mendapatkan nilai, tetapi 'warga fakultas' dapat merasakan dampaknya. “Paling penting itu bagaimana mengimplementasikan pembangunan ini bener-bener terlihat tidak hanya karena untuk mendapat nilai, tetapi memang terinternalisasi,” ucapnya.
Melalui tagline #PastiMelaju, pembangunan zona integritas FISH UNESA dilakukan dengan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik dengan melibatkan nilai-nilai etika, kejujuran, dan transparansi yang mendasar dalam penyelenggaran pendidikan di lingkungan kampus.[]
***
Reporter: Prismacintya Rachmatika
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas