17 April 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA –Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaatnya bagi yang menjalankannya. Salah satunya bisa meningkatkan kualitas kesehatan fisik maupun psikis. Urgensi puasa bagi kesehatan dan menjaga kebugaran dibeberkan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam Ngaji Sore Ramadhan 1443 H bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya pada 16 April 2022.
Pada kesempatan itu, Dr. Dwi Cahyo Kartiko, M. Kes., Wakil Dekan Bidang Akademik FIO mengungkapkan bahwa puasa memang terasa lapar dan haus. Namun, puasa sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas kebugaran dan kesehatan seseorang.
“Puasa itu dilakukan bukan untuk menurunkan kualitas fisik seseorang dalam sebuah aktivitas sehari-hari. Namun, justru puasa berperan penting dalam meningkatkan kualitas serta kekuatan pribadi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” tegasnya lagi.
Dengan berpuasa, lanjutnya, kadar gula darah dalam tubuh bisa dijaga. Bisa menurunkan berat badan yang berlebih. Meningkatkan metabolisme tubuh dan kerja otak serta meningkatkan daya tahan tubuh. Bahkan juga menjaga kesehatan jantung serta mengurangi risiko diabetes serta kanker.
Ia menyarankan agar ketika berbuka puasa tidak langsung memakan makanan yang berat sehingga berpotensi mencederai lambung. Ada baiknya berbuka puasa dengan makanan kecil terlebih dahulu seperti mengkonsumsi buah kurma dan air putih atau bisa juga dengan buah-buahan.
Bagaimana menjaga kebugaran? Pria yang juga seorang pelatih olahraga Jatim itu membeberkan bahwa sesuai anjuran WHO, perlu melakukan aktivitas fisik atau berolahraga selama 150 menit dalam seminggu. Skema waktu dan durasinya bisa diatur sesuai keperluan. Bisa juga, olahraga lima hari dalam seminggu. Setiap harinya masing-masing 30 menit.
“Saat puasa, bawaannya ingin rebahan. Memang tidurnya orang yang berpuasa itu merupakan sebuah pahala, namun jika tidak produktif itu juga merupakan sebuah masalah,” papar pakar olahraga UNESA itu.
Agar mau berolahraga harus berawal dari mindset dan tekad pribadi yang memang ingin sehat. Kedua, ‘menerjemahkan’ mindset dan tekad itu ke dalam bentuk gerak atau memulai olahraga. “Mau saja kan gak cukup, bagaimana mau itu bisa menggerakkan badan kita dari kebiasaanya rebahan menjadi kebiasaan olahraga. Jangan sampai dimanjakan teknologi. Manfaatkan teknologi untuk menunjang kesehatan dan kebugaran,” tukasnya.
Jika seseorang malah bergerak dan berolahraga, akan banyak penyakit yang mengantri dalam tubuh. “Mulai sekarang, kita mulai mengubah mindset dan gunakan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk menunaikan kebutuhan jiwa dan raga kita, yaitu beribadah dan berolahraga,” ajaknya. [Humas UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam*