30 January 2022


Unesa.ac.id, SURABAYA - Dukungan dan doa orang tua memang menjadi ‘golden ticket’ untuk sebuah prestasi. Itulah yang dibuktikan Prayoga Dwi Cahyono, mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi UNESA. Yoga mengoleksi juara pada Kerjurnas Forki, November 2021 lalu. Kemudian disusul juara satu Kejurda Inkai, di Banyuwangi pada Desember 2021.
Di balik prestasinya itu, pria yang biasa disapa Yoga itu sejak kecil kerap bertengkar dengan teman-teman sebayanya. Orang tua yang melihat potensinya lalu mendorong Yoga untuk mengikuti komunitas bela diri. Yoga kemudian mendaftarkan diri ke Institut Karate Do-Indonesia (INKAI). "Waktu kecil saya sering bertengkar, lalu kata bapak daripada bertengkar lebih baik saya diikutkan bela diri karate,” ceritanya.
Sejak itu, dia rutin berlatih dengan harapan suatu saat nanti menjadi atlet. Sejak awal, ia mengaku tidak mengalami kesulitan karena tekadnya sudah terlalu kuat untuk menjadi seorang atlet. "Awal belajar harus mengingat semua gerakan yang diberikan berlatih, saya mengikutinya dan berlatih dengan giat karena ada tekad juga ingin menjadi atlet," jelasnya.
Masuk UNESA Karena Prestasi
Selama latihan dan pertandingan, ia kerap mengalami cedera. Baginyak, itu bukan masalah, justru sudah menjadi resiko sebagai seorang atlet karate. Tidak ada hasil yang menghianati proses. Yoga membuktikan itu. Rutin berlatih dan belajar dari setiap turnamen membuatnya banyak mengoleksi juara. Prestasi itu ternyata berbuah manis, ia diterima di UNESA melalui jalur prestasi.
UNESA yang unggul dalam bidang olahraga menjadi wadah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan bela dirinya. Itu dia buktikan lewat juara 3 pada Kejurnas Forki 2021 kategori Kumite Perorangan -55kg putra pada 5-7 November 2021 di Bandung. Kemudian, juara 1 pada Kejurda Inkai 2021 kategori Kumite Perorangan -55kg putra pada 18-19 Desember 2021 di Banyuwangi.
Yoga menuturkan bahwa persiapan menuju Kejurda Inkai dan Kejurnas Forki dilakukan secara intens dengan pemusatan latihan pada pagi hingga sore. "Sebelum kejuaraan, latihan setiap hari dimulai pukul 7-10 pagi dilanjutkan pukul 3-5 sore," tuturnya.
Bagi mahasiswa angkatan 2021 ini, kesibukannya dalam latihan tidak membuat dirinya lupa dengan tugasnya sebagai mahasiswa. Sebagai seorang atlet dan mahasiswa, Yoga mampu membagi waktu antara kuliah dan latihan.
"Sembari latihan persiapan kejuaraan, tugas-tugas yang diberikan dosen tetap aman terkendali. Selama ini, latihan tidak menghambat saya untuk berkuliah, jadi harus pintar-pintar dalam memanajemen waktu," ucapnya.
Lawan Terberat jadi Motivasi
Pada Kejurnas Forki 2021, Yoga mengakui lawan terberatnya saat semifinal yaitu peserta dari DKI Jakarta. Itu tidak jadi masalah, justru menjadi motivasi dalam meningkatkan kemampuan sehingga dapat membalas kekalahan di pertandingan selanjutnya.
"Walaupun saat bertemu di semifinal saya kurang maksimal dan belum rezeki untuk saya. Tetap yakin di pertandingan selanjutnya saya akan menang," tekad Yoga.
Juara tiga yang diraih Yoga pada Kejurnas Forki 2021 tidak menurunkan semangatnya dalam berkompetisi, hal ini karena Ia ingat dengan kata-kata pelatih dan orang tua yang membuatnya tetap semangat.
"Teruslah berlatih dan berlatih. Jangan berhenti jadi juara. Itu tidaklah mudah apalagi mau jadi seorang juara dunia," ungkapnya.
Target Masuk Timnas
Disinggung mengenai target kedepan, Yoga berharap agar lolos masuk Timnas Karate U21 yang akan diselenggarakan tahun ini. Menurutnya, Timnas merupakan kesempatan untuk bisa meningkatkan prestasi di kejuaraan dunia. "Bisa lolos menjadi Timnas Karate merupakan target selanjutnya, semoga bisa tercapai," tandasnya.
Atlet muda asal Pamekasan yang juga mengikuti UKM Karate Unesa pun berharap agar lebih banyak lagi prestasi yang didapat mahasiswa Unesa. "Semoga lebih banyak lagi prestasi yang didapatkan dan membanggakan nama unesa di Indonesia mau di kancah internasional," harapnya. [Humas UNESA]
Reporter: Esti
Editor: @zam*
sumber foto : Dok. Prayoga Dwi Cahyono