29 November 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Kementerian Agama dan Yayasan Puspa Sada Setara bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya gelar pelatihan bertajuk Peningkatan Kapasitas Moderasi Beragama. Kegiatan tersebut digelar di Ruang Pertemuan Hotel Gunawangsa Manyar Surabaya pada 26-28 November 2021.
Acara yang diikuti sekitar 40 mahasiswa UNESA dari berbagai fakultas tersebut dibuka secara daring oleh Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd., selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk mengajak rekan-rekan lembaga pendidikan mitra untuk merancang dan meningkatkan moderasi dalam beragama di tingkat perguruan tinggi.
Kegiatan tahunan Kementerian Agama ini menyasar perguruan tinggi negeri umum di seluruh Indonesia. Pada pelaksanaan di tanggal 26 hingga 28 November ini, tidak hanya UNESA, perguruan tinggi lain juga turut melaksanakan kegiatan yang sama di lokasi yang berbeda. Perguruan-perguruan tinggi itu di antaranya adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Pemahaman mengenai moderasi beragama ini dirasa penting untuk ditanamkan pada para mahasiswa untuk menghindari keekstriman dalam cara pandang, sikap dan praktik dalam beragama. Terdapat lima pemateri dari berbagai kalangan alumni, akademisi dan tokoh agama yang dihadirkan dalam acara ini. Mereka adalah Abdul Maliq, S.Or. Ketua MWCNU Kecamatan Gayungan Surabaya; Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, S.H., M.H., Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNESA; Muchammad Syuhada’, S.Pd. Staf Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga BAWASLU Jawa Timur. Selain itu, dua pemateri lainnya juga dihadirkan untuk membagikan ilmunya secara daring untuk perguruan tinggi pelaksana kegiatan moderasi beragama di tempat yang berbeda. Kedua pemateri tersebut ialah Ahmad Nadhif dan Ummu Sholihah, M.Si.
Ahmad Yusuf Al Khakim, Presiden Mahasiswa UNESA, menyatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut untuk mengukur toleransi mahasiswa, serta untuk menangkal dan meminimalisir radikalisme di perguruan tinggi, mengingat pembicaraan mengenai isu-isu keagamaan masih tergolong privat dan sensitif.
“Harapan saya untuk teman-teman mahasiswa yang menjadi peserta dalam pelatihan ini agar bisa menularkan virus-virus positif, terutama dalam hal moderasi beragama dan juga toleransi,” ujar Ahmad Yusuf.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa pemateri-pemateri dari berbagai kalangan yang dihadirkan bertujuan agar memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa moderasi beragama perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dan nasionalisme di Indonesia. (Humas UNESA)
Penulis : Azmi
Editor: @zam*