22 November 2021


Unesa.ac.id, SURABAYA-Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi bagian dari relawan Bakti Kepulauan Masalembu. Relawan UNESA itu bergabung dengan rombongan dari Unair. Mereka berangkat ke Kepulauan Masalembu menggunakan Kapal Sabuk Nusantara 99 (SN99) untuk menjalankan misi kemanusiaan baik dalam sektor kesehatan, pendidikan maupun kebencanaan. Dalam kesempatan ini, Smcc unesa juga bekerjasama secara berkelanjutan dengan RSTKA Unair.
Relawan UNESA dan Unair bertolak dari Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjuk Perak, Surabaya pada Senin, 22 November 2021. Relawan UNESA yang tergabung dalam Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC) itu terdiri dari tiga mahasiswa. Mereka adalah Reza Dwi Ramadhan, dari jurusan Psikologi, Dimas Choirullah Prayogo juga dari Psikologi dan Muji Kuswanto dari jurusan Pendidikan Olahraga. Mereka dilepas oleh Aghus Sifaq, S.Or., M.P.d., Ketua Divisi Mitigasi Kebencanaan SMCC dan Wiryo Nuryono, S.Pd., M.Pd., Ketua Divisi K3 SMCC.
Aghus Sifaq mengatakan, tim relawannya berangkat bersama rombongan dari Unair. Misi kemanusiaan itu bertujuan untuk membantu masyarakat di kepulauan Masalembu. Misi kolaboratif itu rencananya berlangsung satu minggu. UNESA lewat tiga relawannya akan fokus ke beberapa program, pertama, program psikoedukasi kepada anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama, kedua, melakukan trauma healing kepada anak-anak dan masyarakat setempat.
Ketiga, program mitigasi bencana yang berfokus pada bencana alam seperti gempa bumi, kebakaran dan tsunami. Itu perlu dilakukan, sebab di kepulauan tersebut rawan gelombang tinggi dan angin kencang. “Karena itu wawasan kebencanaan itu perlu sharing,” ujarnya.
Keempat, memberikan edukasi tentang cara menjaga kebugaran jasmani dan rohani, dan 5) memberikan pendidikan perencanaan karir untuk anak-anak usia sekolah menengah atas. Ditambahkan Aghus Sifaq, program relawan UNESA menyasar anak-anak dengan trauma healing dan psikoedukasi serta permainan-permainanya, kemudian pelajar SMA/SMK/MA lewat program perencanaan karirnya dan masyarakat umum lewat mitigasi kebencanaannya.
“Karena kami dari pendidikan, psikologi dan divisi kebencanaan, jadinya pendekatan kami di tiga hal itu saja,” tuturnya di lokasi. Sementara tim dari Unair, lanjutnya, menjalankan program khusus dalam bidang kesehatan, seperti melakukan operasi sesar, penyakit mata, gigi dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Reza Dwi Ramadhan ketua tim relawan UNESA menyatakan, sebelum berangkat, timnya sudah mendapatkan pembekalan secara internal di SMCC dalam tiga bulan terakhir. Lagipula, sudah sering melakukan aksi kemanusiaan di berbagai daerah yang terdampak bencana. “Sebelum berangkat, kami sudah siap, baik secara fisik maupun psikis,” ujarnya.
Agar bisa berangkat, lanjutnya, tidak bisa sembarang. Namun, timnya tentu harus punya pengalaman dan track record dalam bidang psiedukasi dan kebencanaan. Selain itu, harus mengantongi surat izin dari orang tua, melakukan Swab PCR dengan hasil negatif, dan sudah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama. “Semoga saja nanti aksi kolaborasi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat di sana, dan tetep terjalin sinergi antara UNESA dan Unari dalam mengbadi dan berkontribusi untuk bangsa negara ke depannya,” harapnya. "Misi kolaborasi begini, sudah tak ada lagi bendera kampus, tapi kami bersama-sama membawa bendera kemanusiaan," sambungnya.
Relawan Bakti Kepulauan Masalembu itu, keberangkatannya terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama yaitu tim dari Unair yang bertolak ke Masalembu pada Kamis, 18 November 2021. Tim tersebut melakukan survey lokasi dan menyiapkan segala perlengkapan di sana. Gelombang kedua berangkat pada Minggu, 21 November 2021 menggunakan RSTKA Unair. Rombongan itu terdiri dari 16 tim dokter dan medis. Kemudian gelombang ketiga yaitu berangkat pada Senin, 22 November 2021 yang terdiri dari 11 dokter dan pendamping serta relawan dari UNESA. [Humas UNESA]